Jumat, 26 Juli 2024

Kelola Hutan Tanaman Energi, Perhutani Siap Pasok Biomassa untuk Co Firing PLTU

Latest

- Advertisement -spot_img

Perum Perhutani mengelola 31.136 hektare hutan tanaman energi yang memproduksi biomassa untuk co-firing bahan bakar PLTU.

Satu-satunya BUMN kehutanan itu menargetkan memperluas hutan tanaman energi hingga mencapai 65 ribu hektare pada tahun 2024.

Direktur Utama Perhutani Wahyu Kuncoro mengatakan pihaknya mengembangkan tanaman energi jenis gamal dan kaliandra di Jawa dan Madura sejak tahun 2019 hingga sekarang.

“Gamal dan kaliandra itu kira-kira energinya mendekati energi batu bara. Hingga akhir tahun 2021, kami sudah mengimplementasikan tanaman kaliandra dan gamal di lahan seluas 31 ribu hektare,” kata Wahyu dalam keterangan yang dikutip di Jakarta, Jumat 4 Maret 2022.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2010, Perhutani diberi mandat oleh negara untuk mengelola hutan hutan di Jawa dan Madura dengan luas mencapai 2,4 juta hektare.

Sesuai dengan Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP), Perhutani akan memperluas hutan tanaman energi hingga mencapai 65 ribu hektare pada tahun 2024.

Perseroan akan memasok serbuk kayu ke sejumlah pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) yang dimiliki oleh PLN.

Penggunaan serbuk kayu itu mendukung upaya pemerintah meningkatkan bauran energi baru terbarukan dan memenuhi komitmen penurunan emisi karbon di Indonesia.

Perhutani memproyeksikan klaster hutan tanaman energi dapat menghasilkan 20 juta ton biomassa dari total kebutuhan nasional sebanyak 9 juta ton biomassa per tahun.

Wahyu menjelaskan pihaknya sudah bekerja sama dengan PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa Bali selaku anak usaha PLN untuk pengadaan biomassa kayu.

Nantinya Perhutani akan memasok biomassa kayu ke PLTU Pelabuhan Ratu di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat; dan PLTU Rembang di Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Perhutani memasok serbuk kayu ke PLTU Pelabuhan Ratu yang bersumber dari kluster hutan tanaman energi di sekitar Sukabumi.

Perseroan mengambil produk biomassa di sana agar dekat dengan pembangkit listrik. Angka produksi biomassa kayu sebanyak 11.500 ton per tahun.

Sementara utuk PLTU Rembang suplai biomassa kayu akan berasal dari hutan tanaman energi di Rembang dengan angka produksi mencapai 14.300 ton per tahun.

Selain menyiapkan hutan tanaman energi, perusahaan pelat merah itu juga berencana membangun industri biomassa yang memproduksi kayu serpih dan serbuk kayu.

Perhutani berkolaborasi dengan PT Perkebunan Nusantara III dan PLN, serta dibantu oleh Pusat Studi Energi dari Universitas Gadjah Mada akan membangun industri biomassa untuk menyuplai kebutuhan bahan bakar PLTU secara konsisten dan berkelanjutan.

“Ini menjadi harapan baru bagi Perhutani untuk bisa memperoleh tambahan pendapatan dari core core kami yang selama ini didominasi oleh kayu jati dan getah pinus,” ujar Wahyu. ***

More Articles