Perusahaan pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan hutan (PBPH) yang merupakan anak usaha Sinar Wijaya Grup, PT Wukirasari menjalin kerja sama riset dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melalui Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya dan Kehutanan (PR KTKRK).
Penelitian dilakukan terkait produktivitas dan budidaya Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
“Dengan kerja sama ini, bisa saling dukung antara para peneliti dan perusahaan. Terutama dalam berinovasi untuk mengelola hutan lestari yang berdampak positif terhadap sosial dan lingkungannya,” harap Direktur Divisi Legal Sinar Wijaya Grup (SWG) yang membawahi PT Wukirasari Muhammad Yasin,seperti dikutip dari laman BRIN, Senin, 16 Oktober 2023.
Yasin menjelaskan, SWG merupakan industri perkayuan yang bergerak dari hulu ke hilir, di mana semuanya beroperasi di Papua. Perusahaan yang sudah berdiri 21 tahun ini memiliki empat perusahaan pengelolaan hutan, salah satunya adalah PT Wukirasari.
Produk dari SWG antara lain kayu lapis, kayu gergajian, dan produk yang sedang dikembangkan, yaitu Wood Plastic Composite (WPC) yang merupakan produk gabungan antara kayu dan plastik.
Kepala PR KTKRK BRIN Andes Hamuraby Razak mengatakan Papua memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan bisa dimanfaatkan untuk kemakmuran, khususnya bagi masyarakat sekitar.
“PT Wukirasari yang bergerak di bidang lingkungan dan kehutanan juga memiliki tantangan besar seperti diversifikasi produk. Dengan demikian, maka HHBK bisa menjadi tumpuan dari PT Wukirasari untuk dikembangkan,” ujarnya.
Sementara itu, Peneliti BRIN Bambang Catur Widyatmoko mengungkapkan, kerja sama penelitian ini didasari adanya kontradiktif di Papua, yaitu sumber daya alam yang melimpah termasuk hasil hutan non kayu. Di sisi lain, kondisi masyarakat asli Papua masih jauh dari sisi ekonominya.
Hal inilah yang mendorong periset untuk melakukan penelitian dalam mengembangkan sumber daya alam yang ada di sana untuk kepentingan masyarakat Papua, sehingga bisa membantu meningkatkan perekonomian mereka.
“Mimpi kami bagaimana masyarakat yang berada di areal PT Wukirasari tidak hanya tergantung pada kompensasi perusahaan, tetapi aktif dalam pengelolaan hutan. Sehingga bisa hidup dengan lebih baik dengan sumber daya alam yang mereka miliki,” pungkasnya. ***