Rabu, 15 Januari 2025

Senyawa Bio-Aktif Terumbu Karang untuk Obat-obatan dari Laut

Latest

- Advertisement -spot_img

Manfaat terumbu karang amatlah banyak. Di sana ikan-ikan mencari makan (feeding ground), berlindung (nursery ground), memijah (spawning ground) dan berkembang biak. 

Terumbu karang kokoh menahan deburan dan gerusan ombak yang menerjang pantai.  Belum lagi peran terumbuk karang untuk kegiatan wisata bahari seperti wisata selam, snorkeling dan wisata mancing.  Masyarakat pesisir menggantungkan hidup mereka dengan menangkap ikan ikan karang yang harganya mahal. 

Namun, dari kesemua itu, ada manfaat terumbu karang  yang belum banyak digali, yaitu sebagai sumber senyawa bioaktif (bioactive compound) untuk penemuan obat-obat baru.

Terumbu karang menghasilkan senyawa biokatif untuk kemudian diekstraksi unsur-unsur kimianya guna dipakai untuk penemuan obat-obat baru dari laut. 

Terumbu karang dapat tumbuh subur di perairan tropis, seperti di perairan wilayah Indonesia ini.  Minimal, tersedia 520 jenis terumbu karang di perairan segitiga terumbu karang yang luasnya 75000 kilometer-persegi, mencakup 6 negara termasuk perairan Indonesia. 

Beragam senyawa bioaktif terumbu karang dijumpai di sana dan berpotensi untuk pembuatan obat-obatan baru dari laut.  Ilmu bio-farmakologi laut saat ini gencar dikembangkan dengan menghimpun senyawa bio-aktif dari terumbu karang, untuk kemudian dibuat sintesis unsur kimianya dan di uji-cobakan di laboratorium, lalu diuji-coba lanjut dalam uji klinis I, uji klinis II dan uji klinis III guna menghasilkan obat baru.  

Kegiatan riset obat dari senyawa bioaktif terumbu karang ini dapat berlangsung hingga 10 tahun.  Namun, apabila riset berhasil dan ditemukan obat baru maka industri farmasi akan meraup untung yang besar. 

Indonesia bisa memulai kegiatan riset obat-obatan dari laut lewat budidaya terumbu karang di perairan Indonesia, khusus untuk diambil senyawa bioaktifnya.  Bermodalkan senyawa bioaktif tadi maka ahli-ahli Indonesia dapat bekerja sama dengan ilmuwan internasional guna membuat berbagai senyawa kimia sintetis untuk jenis-jenis obat baru. 

Patent yang kelak dihasilkan harus menjadi milik bersama antara ilmuwan Indonesia dan ilmuwan asing tadi, sehingga begitu purwa-rupa obat siap masuk industri maka royalties dapat diperoleh bersama, baik oleh ilmuwan Indonesia maupun oleh ilmuwan asing. 

Lembaga riset Calbiochem, di bawah industri farmakologi Merck – Jerman, yang melaksanakan beragam riset tentang obat-obatan baru, menyampaikan bahwa berbagai obat anti-kanker dan anti-tumor dalam 20 tahun ke depan akan dihasilkan dari unsur-unsur bioaktif terumbu karang yang ada di perairan Indonesia. 

Sebagai contoh, Obat Bastadine 5, Bastadine 19 maupun Bastadine Mixture adalah jenis jenis obat anti-kanker yang dihasilkan dari senyawa bioaktif terumbu karang.  Sedang Monoalide adalah obat hasil senyawa bioaktif terumbu karang untuk anti-iflammatory dan anti-mikroba.

Dalam Konferensi International Terumbu Karang, “The International Conference for Sustainable Coral Reefs”, dengan tema:” Sustaining Coral Reefs: Science, Conservation, Resilience and Development” di Manado, pada 13 – 15 Desember 2024 mendatang, yang akan dihadiri peserta dari 22 Negara, maka akan digelar satu sesi mengambil topik:”Coral Reefs for Advancement of Pharmaceutical Science & Industry”. 

Pada Sesi ini akan tampil para ilmuwan Indonesia dan ilmuwan dari mancanegara, antara lain ilmuwan dari Hokkaido University – Jepang, yang akan memaparkan makalah berjudul:”Drugs From  the Sea”. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles