Upaya untuk terus mendorong keberlanjutan pada perkebunan kelapa sawit dan industri turunannya adalah keniscayaan mengingat komoditas tersebut sangat penting bagi Indonesia.
Termasuk upaya yang harus dilakukan adalah memfasilitasi peningkatan kesejahteraan pekebun skala rakyat sehingga semakin produktif yang menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan kebun secara berkelanjutan.
Demikian dinyatakan peneliti Sekolah Ilmu Lingkungan UI Dr Herdis Herdiansyah berdasarkan risetnya bertajuk ‘Meningkatkan Kesejahteraan Petani Kelapa Sawit dengan Pendekatan Stakeholder Manajemen dalam Bisnis Kelapa Sawit’. Riset naskah kebijakan ini dibiayai oleh Sekolah Ilmu Lingkungan UI.
“Kelapa sawit dan produk turunannya adalah komoditas penting bagi Indonesia yang menunjang pertumbuhan ekonomi,” kata Herdis, Jumat, 24 November 2023.
______
Kelapa sawit dan produk turunannya berkontribusi sekitar 15% terhadap PDB Indonesia. Produk kelapa sawit juga menjadi penyelamat Indonesia ketika menghadapi krisis ekonomi pada tahun 1998. Pada tahun 2019, Indonesia memproduksi 47,120 juta ton minyak kelapa sawit mentah (CPO).
Di satu sisi pengembangan kelapa sawit juga menghadirkan tantangan tentang isu kelestarian. Saat ini pemerintah Indonesia.
Herdis menekankan, untuk mendukung kelestarian, Indonesia perlu terus memacu hilirisasi minyak kelapa sawit yang bernilai tambah sambil terus memacu perkebunan agar dikelola secara berkelanjutan.
“Indonesia harus mengurangi ketergantungan pada CPO dengan mengembangkan produk turunan,” katanya.
Herdis mengingatkan pentingnya untuk memfasilitasi kesejahteraan pekebun sawit skala rakyat. Menurut dia, pekebun sawit yang sejahtera akan bisa menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dalam pengelolaan lahannya.
“Pekebun rakyat memainkan peran penting dalam keberlanjutan perkebunan sawit yang bisa dioptimalisasi dengan dukungan dari berbagai pihak. Dukungan yang baik dan konsisten akan membantu pekebun sawit meningkatkan produktivitasnya,” katanya.
Terkait kesejahteraan pekebun sawit, Herdis mengambil sampel di Jambi. Pekebun yang dipilih sebagai sampel adalah mereka yang memiliki lahan, bukan buruh sawit.
Dari pemodelan yang dilakukan, hasil penelitian Herdis mengungkap bahwa dukungan dari pemerintah daerah sangat bermakna bagi pekebun rakyat, terutama dalam perbaikan pengelolaan kebun dan penyediaan benih yang baik.
Sementara, pemerintah pusat lebih baik fokus untuk membuat kebijakan ekonomi untuk mendukung reformasi perkelepasawitan dengan meningkatkan efisiensi.
Studi yang dilakukan juga menemukan, NGO tidak memberi kontribusi nyata pada peningkatan kesejahteraan petani dimana kebanyakan NGO justru mendorong pemerintah untuk beralih pada komoditas penghasil minyak nabati lainnya.
Riset naskah kebijakan ini akan diserahkan para pihak pemangku kepentingan dalam perkelapasawitan nasional.
***