Selasa, 19 November 2024

Piringan Hitam Bersejarah Drumband Akmil ‘Canka Lokananta’ Diabadikan di Galeri Lokananta

Latest

- Advertisement -spot_img

Koleksi piringan hitam bersejarah Drumband Akademi Militer Nasional (AMN) “Canka Lokananta”, yang dibuat tahun 1964 kini diabadikan di Galeri dan Museum Lokananta di Surakarta. 

Piringan hitam dan dokumen Sejarah Drumband Akademi Militer Nasional (AMN) yang sekarang dikenal sebagai Akademi Militer (Akmil) Magelang diserahkan Ketua Dewan Kurator Museum Soesilo Soedarman, Cilacap, Professor Indroyono Soesilo kepada pengelola Galeri dan Museum Lokananta yang diwakili Operational Manager Ruang Riang Lokananta, In Magma, Selasa, 9 Juli 2024.

Lokananta merupakan sebuah studio rekaman musik legendaris yang berada di Kota Surakarta, Jawa Tengah.  Perusahaan ini merupakan studi rekaman yang pertama di Indonesia. Didirikan tahun 1956, studi tersebut diresmikan Presiden Soekarno dan diberi nama “Lokananta” yang diambil dari kata kata sansekerta, yang berarti  “Suara Dari Khayangan”. 

Lokananta dinobatkan sebagai “Titik Nol” musik Indonesia dan berhasil mengorbitkan sejumlah legenda musik Indonesia, seperti Gesang, Waldjinah, Bing Slamet, Titiek Puspa, Lilies Suryani, Sam Saimun dan masih banyak lagi. 

Perusahaan Negara yang didirikan oleh R.Maladi, Kepala Jawatan Radio Republik Indonesia kala itu, juga merekam dan mengkoleksi Suara Presiden Soekarno saat memproklamasikan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945. Juga rekaman Pidato Presiden Pertama RI saat membuka Konferensi Asia Afrika 1955, serta rekaman pidato saat membuka Games of the New Emerging Forces (Ganefo) tahun 1963.  Sekarang, di galeri Lokananta tersimpan 53 ribu keping piringan hitam, pita kaset, video VHS dan piringan Compact Disc (CD).

Pada tahun 1964, Gubernur Akademi Militer Nasional (AMN), Magelang, Brigjen Soerono, bersama Wakil Gubernur AMN Kolonel Purbo S Soewondo dan Komandan Resimen Taruna AMN, Letkol Soesilo Soedarman, merintis pembuatan rekaman piringan hitam lagu lagu Drumband AMN Canka Lokananta di Pabrik Piringan Hitam Lokananta Surakarta.  Ini menjadi drumband pertama dan hingga saat ini, merupakan satu-satunya drumband di Indonesia yang lagu-lagunya diabadikan dalam sebuah piringan hitam. 

Proses rekaman dilaksanakan di Aula Ksatrian AMN, Magelang.  Lagu-lagu Drumband Canka Lokananta yang dipiringanhitamkan termasuk terompet Fanfare, lagu-lagu Maju Tak Gentar, Maju Sukarelawan, Taruna Jaya, Sio Tantina, Burung Kucica dan lain lain.

Drumband Canka Lokananta, yang juga berarti “Suara Merdu Dari Surga” itu,  dibentuk pada 17 April 1959, oleh seorang instruktur AMN lulusan Akademi Militer Breda, Belanda, Lettu Soehirno, yang kala itu masih menggunakan peralatan sangat sederhana.  Ciri Khas Canka Lokananta adalah para taruna AMN pemain Genderang Tenor dan Bass Drum tampil gagah mengenakan Seragam Kulit Harimau “Macan Tidar”.  Kala itu, keberadaan Drumband AMN ini sangat melegenda karena pernah tampil pada pembukaan Asian Games IV (1962), Pembukaan Ganefo 1 (1963), Peringatan HUT RI 17 Agustus 1964 di Istana Merdeka Jakarta, di hadapan Presiden Soekarno dan Tamu Negara Raja Kamboja Pangeran Sihanouk dan Ratu Sirikit, serta pada Peringatan HUT ABRI, 5 Oktober. 

Para taruna Akademi Militer (Akmil) yang pernah menjadi pemain Drumband Canka Lokananta, yang akhirnya menjadi tokoh-tokoh pemimpin Nasional, antara lain Presiden RI Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono yang memainkan genderang tenor, KSAD Jenderal Dudung Abdurachman yang memainkan genderang, serta KSAD Jenderal Maruli Simanjuntak yang memainkan Bass Drum.

_________

Pada saat  Penyerahan Koleksi Drumbad Canka Lokanata, pihak Galeri & Museum Lokananta juga memperdengarkan rekaman asli lagu-lagu Drumband ini dalam bentuk pita rekaman. 

Sejatinya, pada tahun 1965 telah disiapkan piringan hitam Volume 2 Drumband Canka Lokananta dan sudah selesai sampai tahapan pita rekaman, namun gagal terwujud menjadi piringan hitam.

Di Galeri dan museum Lokananta ini juga tersimpan peralatan rekaman seperti mesin quality control keluaran 1980, pattern generator keluaran tahun 1980, mesin pemotong pita keluaran tahun 1980, VHS Video Recorder keluaran tahun 1990, pemutar piringan hitam keluaran tahun 1970, dan power amplifier keluaran 1960. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles