Selasa, 3 Desember 2024

Perlu Solusi Inovatif Urai Masalah Sampah Rumah Tangga di Jakarta

Latest

- Advertisement -spot_img

Krisis sampah di Jakarta telah mencapai titik kritis yang membutuhkan perhatian serius. Sebagai kota metropolitan yang menghasilkan lebih dari 3 juta ton sampah setiap tahunnya, Jakarta menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah rumah tangga yang mengambil bagian porsi paling signifikan dari total timbulan sampah kota.

Menyadari kondisi ini, Klaster Interaksi, Pemberdayaan Masyarakat, dan Lingkungan Sosial, Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia menerbitkan policy brief bdengan judul “Urban Waste Activism: Community-Driven Solutions for Household Waste Challenges”. Dokumen tersebut yang menguraikan pendekatan inovatif untuk mengatasi krisis sampah rumah tangga di Jakarta melalui keterlibatan komunitas yang luas dan praktik berkelanjutan.

Ketua Klaster, Herdis Herdiansyah mengatakan bahwa pendekatan konvesional untuk pengelolaan sampah perkotaan belum mampu menyelesaikan masalah sampah. Perlu ada inovasi berbasi sosial budaya yang dapat diukur tingkat keberhasilannya secara langsung

Dalam konteks yang lebih luas, laporan kebijakan ini tidak hanya membahas tentang pengelolaan limbah teknis, tetapi juga menyentuh aspek sosial budaya masyarakat perkotaan.

Hal ini penting, mengingat perubahan perilaku masyarakat merupakan kunci utama keberhasilan setiap program pengelolaan limbah. Pendekatan ini mencerminkan pemahaman mendalam tentang kompleksitas masalah limbah perkotaan yang tidak dapat diselesaikan hanya dengan solusi teknis.

Terinspirasi oleh praktik terbaik dari Brasil, Singapura, dan Korea Selatan, policy brief ini memberikan rekomendasi nyata yang menekankan solusi berbasis komunitas. Rekomendasi tersebut mencakup pembentukan Community Waste Hubs atau pusat pengelolaan sampah komunitas untuk memfasilitasi penyortiran, daur ulang, dan upcycling sampah; pemberdayaan serta integrasi formal pekerja sampah informal ke dalam sistem pengelolaan sampah resmi; serta implementasi Volume-Based Waste Collection Fee atau sistem biaya pengumpulan sampah berbasis volume, yang dikombinasikan dengan Door-to-Door Segregation atau pemilahan sampah dari pintu ke pintu untuk mendorong praktik pembuangan sampah yang bertanggung jawab.

Secara kolektif, upaya-upaya ini bertujuan untuk mengurangi ketergantungan pada TPA, meningkatkan tingkat daur ulang, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan praktik pengelolaan sampah yang berkelanjutan. Ini merupakan seruan mendesak bagi Jakarta untuk mengubah sampah menjadi aset bersama, mengembangkan sistem pengelolaan sampah yang tangguh yang dapat menguntungkan baik bagi masyarakat maupun lingkungan.

Di era di mana isu lingkungan semakin menjadi agenda global, kontribusi akademis seperti ini semakin signifikan. Ringkasan kebijakan ini disajikan sebagai dokumen akademis yang dapat diterapkan di lapangan. Hal ini mencerminkan komitmen Klaster Interaksi, Pemberdayaan Masyarakat, dan Lingkungan Sosial, Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia untuk menghasilkan penelitian yang bernilai secara teoritis dan berdampak langsung pada masyarakat.

Untuk informasi lebih lanjut mengenai policy brief ini, atau untuk menghubungi tim Klaster Interaksi, Pemberdayaan Masyarakat, dan Lingkungan Sosial, Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, silakan hubungi social.sil@ui.ac.id ***

- Advertisement -spot_img

More Articles