Kementerian Kehutanan menyatakan dukungannya terhadap pengembangan Kebun Raya Mangrove (KRM) Surabaya sebagai bagian dari solusi nasional menghadapi krisis iklim dan isu ketahanan pangan.
Komitmen ini disampaikan dalam peringatan ulang tahun ke-2 KRM yang berlangsung di kawasan konservasi seluas 54 hektare, Sabtu (26/7/2025).
Acara ini mengangkat tema “Kebun Raya Mangrove Surabaya Kurangi Emisi dan Mendukung Ketahanan Pangan”, dan dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Wali Kota Surabaya, jajaran Pemerintah Kota, perwakilan BRIN, mitra strategis, dan komunitas lingkungan.
Direktur Rehabilitasi Mangrove Kementerian Kehutanan, Dr. Ristianto Pribadi, menyebut KRM sebagai wujud nyata kolaborasi lintas sektor yang sukses menggabungkan konservasi, edukasi, dan pemberdayaan masyarakat. Ia menekankan bahwa pembangunan kebun raya ini membutuhkan konsistensi dan kerja sama jangka panjang.
“Seperti mangrove yang tumbuh perlahan di antara pasang-surut, keberhasilan KRM lahir dari kolaborasi yang sabar dan terus-menerus,” ujar Ristianto saat memberikan sambutan.
Kebun Raya Mangrove Surabaya kini dilengkapi dengan sejumlah fasilitas unggulan seperti jalur ekowisata, taman riset, laboratorium terbuka, dan area persemaian bibit.
Selain menjadi penyerap karbon yang efektif—dengan kapasitas 4 hingga 5 kali lebih besar dibanding hutan daratan—mangrove juga menyediakan ekosistem penting bagi sumber pangan laut dan bahan baku produk alami.
Kementerian Kehutanan juga tengah mendorong pembentukan World Mangrove Center, dan berharap KRM Surabaya dapat menjadi simpul utama, terutama sebagai pusat referensi internasional atau Perpustakaan Mangrove Dunia.
Mengingat Indonesia memiliki 23% dari total ekosistem mangrove global, peran ini dinilai strategis dalam memimpin gerakan konservasi mangrove dunia.
“Dua tahun adalah permulaan. Tapi ini bukti bahwa mangrove bisa jadi masa depan kita jika dirawat bersama,” tegas Ristianto.
Peringatan ini bukan sekadar seremonial, melainkan seruan aksi untuk menjaga ekosistem pesisir, memperkuat ketahanan pangan masyarakat, dan berkontribusi pada stabilitas iklim global. ***