“Saya sangat mengapresiasi terabadikannya koleksi salah satu tokoh bangsa, Almarhum Jenderal Soesilo Soedarman, yang selama hidupnya telah mengabdikan dirinya untuk Nusa, Bangsa dan Negara, baik sebagai prajurit TNI, maupun menjabat Duta Besar RI di Amerika Serikat, serta pernah mengabdi diberbagai kabinet Pemerintah sebagai Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi, serta sebagai Menteri Koordinator Bidang Politik & Keamanan RI”.
“Saya berharap kiranya banyak tokoh-tokoh Bangsa lainnya dapat mengabadikan dan melestarikan perjuangan hidup mereka, antara lain dalam bentuk Museum, untuk tinggalan sejarah generasi penerus Bangsa”.
Demikian disampaikan Menteri Kebudayaan RI, Dr. Fadli Zon usai berkunjung ke Museum Soesilo Soedarman, di Desa Gentasari, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Kamis (11/9/20250.
Didampingi Dirjen Perlindungan Kebudayaan dan Tradisi, Restu Gunawan dan Ketua Asosiasi Museum Indonesia, Putu S. Rudana, Menteri Fadli Zon disambut Dewan Pembina Museum Soesilo Soedarman, Indroyono Soesilo bersama Wakil Bupati Cilacap, Ammy Amalia Fatma Surya dan Direktur Museum Soesilo Soedarman, Apoli Purini.
Saat berkeliling dalam kompleks Museum, Menteri Fadli Zon, yang juga menjabat Ketua Dewan Gelar & Tanda-Tanda Kehormatan RI, mengamati berbagai bintang dan tanda jasa yang dimiliki Soesilo Soedarman, baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri, sekaligus memperhatikan urutan tingkat bintang dan tanda jasa tadi.
Di Ruang “Jejak Sang Jenderal Di Kantor Pos”, Menteri Fadli Zon, yang juga Ketua Perhimpunan Filateli Indonesia, mengagumi Bus Surat “Brieven Bus” buatan Belanda tahun 1919 yang terbuat dari baja, yang kala itu juga dipakai sebagai titik referensi lokasi suatu wilayah.
Juga perhatian Menteri tertuju pada koleksi perangko yang ada di Museum. Sebagai salah seorang ahli sejarah di Indonesia, dengan beragam koleksi keris dari seluruh Nusantara, Menteri Fadli Zon mengamati secara rinci koleksi peran Soesilo Soedarman dalam melestarikan Budaya Jawa, termasuk Kegiatan Festival Kraton Indonesia yang pernah digelar pada tahun 1991 lalu.
Disamping itu, sebagai Menko Polkam, Soesilo Soedarman juga ikut melestarikan berbagai Dokumen Budaya, seperti Komik Kisah Ramayana dan Mahabarata karya RA Kosasih, juga pelestarian Kamus Bahasa Banyumas, karya Ahmad Tohari, seorang penulis, sastrawan dan budayawan asli Banyumas.
Menteri Kebudayaan Fadli Zon juga menyarankan kiranya koleksi Museum yang sangat banyak ini bisa digelar dalam bentuk digital, sehingga semakin menarik untuk dikunjungi.
Menteri Fadli Zon, sebagai Pembina 450 Museum di Indonesia, juga menyampaikan akan terus mendukung dan memperkuat pengembangan Museum, terutama Museum Museum yang dikelola oleh pihak Non-Pemerintah, antara lain penyediaan fasilitas internet dan website untuk Museum Museum.
Disamping itu, kiranya Keppres No.87/Th.2017 Tentang Penguatan Pendidikan Karakter, dapat dipakai sebagai payung hukum bagi kewajiban para siswa sekolah untuk mengadakan kunjungan ke museum museum dan sanggar sanggar seni.
Museum Soesilo Soedarman didirikan tahun 2000 oleh Yayasan Museum Soesilo Soedarman, menempati Wisma Mbah Ageng, sebuah bangunan joglo arsitektur khas Banyumas yang, sesuai Condrosengkolo pada Tiang Pendopo-nya, dibangun tahun 1899. Disinilah Soesilo Soedarman melewati masa kecilnya.
Jenderal Soesilo Soedarman lahir di Maos pada 10 November 1928 dan wafat pada 18 Desember 1997. Semasa hidupnya, ia mengabdi sebagai perwira lulusan Akademi Militer Yogya, ikut Perang Kemerdekaan I dan Perang Kemerdekaan II, berpartisipasi di berbagai Gerakan Operasi Militer diseluruh tanah air.
Selain sebagai Komandan Pasukan, Soesilo Soedarman adalah seorang guru militer, atase pertahanan, bertugas di Markas Besar TNI, seorang Panglima Komando Wilayah Pertahanan, hingga menjabat Duta Besar RI di Amerika Serikat, Menteri Pariwisata, Pos dan Komunikasi RI, serta Menteri Koordinator Politik & Keamanan RI. 53 Tahun pengabdian selama hidupnya untuk Bangsa dan Negara diabadikan di Museum ini.
Museum Soesilo Soedarman adalah satu-satunya Museum yang ada di Kabupaten Cilacap dan telah menjadi icon di wilayah ini.
***