Pengelolaan agroforestri kopi mampu membangkitkan kemakmuran Desa Sumber Agung, Kecamatan Batu Ampar, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat (Kalbar) pasca diterjang bencana kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).
Pengelolaan agroforestri juga memastikan rehabilitasi hutan dan lahan eks karhutla tidak hanya di dominasi tanaman kopi tapi juga tanaman kehutanan sehingga meningkatkan kualitas ekologi.
Kepala Desa Sumber Agung, Arifin Noor Aziz, menuturkan perjuangannya bersama kelompok petani kopi dalam membangkitkan kembali kopi di daerahnya.
“Kebakaran hutan di Kalimantan pada 2015 lalu, membuat lahan seluas 500 hektare yang juga kawasan penghasil kopi terbaik di Kalbar hangus terbakar. Ribuan petani sempat patah semangat kala itu,” tuturnya saat hadir di Festival Pesona Kopi Agroforestri yang digelar Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
Festival yang berlangsung 25-27 Januari 2022 di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta itu memamerkan beragam hasil kopi agroforestri dari seluruh Indonesia.
Arifin menceritakan kesempatan membangun kembali lahan yang rusak terjadi pada akhir tahun 2017.
Petani Desa Sumber Agung dilibatkan dalam upaya peningkatan ekonomi desa melalui program Desa Makmur Peduli Api (DMPA) dari PT Daya Tani Kalbar, yang merupakan mitra pemasok Asia Pulp & Paper (APP) Sinar Mas.
“Perlu kerja keras dan kerja cerdas untuk membangkitkan kembali kejayaan kopi Kubu Raya. Dua tahun kami berjibaku mengelola lahan yang rusak, serta jumlah komoditas yang menurun drastis,” ujarnya.
Berkat bantuan PT Daya Tani Kalbar, area yang sebelumnya habis terbakar kembali menghijau. Tak hanya tanaman kopi, tapi juga revegetasi tanaman-tanaman produktif lainnya.
Social Impact & Community Development PT Daya Tani Kalbar, Dito Cahya Renaldi menjelaskan, konsep kolaborasi yang dikembangkan bukan hanya pencegahan, tapi juga bagaimana meningkatkan ekonomi desa, seperti Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Dari program DMPA, lanjut Dito, para petani dibina untuk mengelola lahan yang ditanam bibit kopi.
Dari 500 hektare lahan yang terbakar, ada sekitar 50 hektare yang dirawat masyarakat untuk kembali ditanam dengan model tumpang sari, sehingga tidak fokus bibit kopi saja.
“Kami tidak susah untuk menemukan potensi komoditas utama, sehingga program ini tinggal dikembangkan saja. Hal itu sejalan dengan konsep APP Sinar Mas dalam penanganan karhutla, ekologi dan lainnya,” kata Dito.
Program DMPA yang sudah beberapa tahun berjalan, membuat perekonomian masyarakat di Desa Sumber Agung kembali bangkit.
Terutama pengembangan komoditi yang belum tergarap dengan baik, kini sudah lebih dikembangkan.
“Kita mengelola pengembangan kopi, madu kelulut dan mendukung DMPA Mart, yang menjadi Bumdes di Desa Sumber Agung,” ucapnya.
Dari Bumdes tersebut, bubuk kopi khas Sumber Agung dibantu distribusinya ke pasar lokal di Kalbar, hingga tembus ke Jakarta dan Jawa Tengah.
Dalam satu bulan, kelompok petani di Desa Sumber berhasil memasarkan sekitar 100 kg kopi dan madu kelulut hingga 50-100 kg. ***