Sekolah Ilmu Lingkungan UI memperkenalkan Urban Farming melalui Pot Komunal Bumbu (POTKOBU) sebagai alternatif solusi mencapai kemandirian pangan, penyediaan bahan segar dan sehat, serta berpotensi untuk menambah nilai ekonomi keluarga.
Pengenalan Urban Farming POTKOBU dilakukan melalui kegiatan Pengabdian Masyarakat di RW 01, Kelurahan Rawasari, Kecamatan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Kegiatan ini adalah hasil kolaborasi dosen dan mahasiswa SIL UI.
Ketua Tim Pengabdian Masyarakat SIL UI “Integrated Urban Farming melalui POTKOBU” Dr. Evi Frimawaty menjelaskan di tengah kepadatan perkotaan dan keterbatasan lahan, ketahanan pangan menjadi tantangan yang semakin mendesak.
_________
Ketergantungan pasokan makanan dari luar daerah memicu kerentanan fluktuasi harga dan kestabilan pasokan. Menghadapi tantangan tersebut, urban farming menjadi alternatif solusi untuk menawarkan kemandirian pangan, akses bahan segar dan sehat, serta berpotensi menambah nilai ekonomi keluarga.
Oleh karena itu, SIL UI menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat “Integrated Urban Farming melalui Pot Komunal Bumbu (POTKOBU)” yang berlokasi di RW 01, Kelurahan Rawasari.
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terutama ibu-ibu rumah tangga tetang pentingnya urban farming sebagai solusi ketahanan pangan di tengah keterbatasan lahan perkotaan.
”Kegiatan ini meningkatkan pemahaman pentingnya pemenuhan kebutuhan pangan untuk menjaga ketahanan pangan masyarakat dan juga berbagi pengalaman urban farming di negara lain yang dapat diimplementasikan di Indonesia, terutama di Kelurahan Rawasari,” kata Evi dalam keterangannya, Jumat, 16 Februari 2024.
POTKOBU adalah metode penanaman beberapa jenis tanaman bumbu dapur dalam satu pot yang berisikan media tanam berupa campuran tanah, sekam, dan pupuk kandang.
Acara tersebut dibuka oleh Kepala Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan Jakarta Pusat Penty Yunesi Pudyastuti bersama Ketua RW 01 Ayi Asmita. Mereka menyambut baik inisiatif pengabdian masyarakat tersebut.
“Kegiatan pengabdian masyarakat ini penting untuk menjembatani antara akademisi dan masyarakat,” ujar Penty.
Acara juga dihadiri oleh lebih dari 40 orang perwakilan warga RW 01 Kelurahan Rawasari, Kantor Kecamatan Cempaka Putih, Kantor Kelurahan Rawasari, dan Suku Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Perikanan Jakarta Pusat.
Dalam penyampaian materi, dijelaskan tata cara urban farming, teknik urban farming di lahan tebatas, serta penjelasan metode penggunaan POTKOBU.
Setelah sesi sosialisasi, dilanjutkan dengan penyuluhan praktik menanam oleh peserta yang didampingi oleh mahasiswa SIL UI dengan media pot menggunakan tanaman seperti jahe putih, jahe merah, kencur, dan kenikir.
Evi mengungkapkan kegiatan pengabdian masyarakat ini tidak hanya memberikan pengetahuan dan keterampilan, melainkan dapat menumbuhkan semangat gotong-royong dan kebersamaan antar warga. Mereka saling berdiskusi, berbagi pengalaman dan bersemangat untuk mewujudkan lingkungan yang lebih hijau dan produktif berbasis urban farming.
Melalui kegiatan pengabdian masyarakat ini, diharapkan semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya urban farming dan mampu menerapkannya untuk memenuhi kebutuhan pangan keluarga, meningkatkan kesejahteraan ekonomi, dan menciptakan lingkungan yang lebih hijau dan lestari. ***