Senin, 2 Desember 2024

Jokowi Banggakan Hutan Mangrove pada Forum ISF 2024, Serukan Kolaborasi Hadapi Perubahan Iklim

Latest

- Advertisement -spot_img

Presiden Joko Widodo membuka Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Kamis, 5 September 2024.

Pada kesempatan tersebut, Jokowi membanggakan hutan mangrove yang dimiliki Indonesia yang mampu menyerap karbon dalam volume yang sangat besar. Jokowi menyerukan penguatan kerja sama global dalam menghadapi krisis iklim dan mempercepat agenda keberlanjutan internasional.

“Indonesia sangat terbuka bermitra dengan siapa pun untuk memaksimalkan potensi bagi dunia yang lebih hijau. Untuk memberikan akses bagi energi hijau yang berkeadilan, untuk pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkeadilan,” kata Jokowi.

“Saya harap forum ISF ini dapat menjadi tempat bertemunya pengetahuan, pengalaman, dan sumber daya yang dapat menjadi modal bersama dalam berkolaborasi mengatasi tantangan iklim yang ada,” ujar Presiden Joko Widodo dalam pidatonya di hadapan para menteri negara sahabat, Menteri Kabinet Indonesia Maju, CEO, pemimpin filantropi, pakar terkemuka, dan tokoh masyarakat internasional di bidang aksi iklim.

Menurut Presiden, Indonesia memiliki potensi energi hijau yang melimpah, mencapai lebih dari 3,600 GW. Salah satu pemanfaatannya adalah Pembangkit Tenaga Listrik Surya (PLTS) Terapung di Cirata yang memiliki kapasitas 192 MW peak, yang terbesari di Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia.

Presiden menambahkan bahwa Indonesia juga memiliki potensi besar dalam penyerapan karbon, lewat hutan mangrove terbesar di dunia seluas 3,3 juta hektar, yang mampu menyerap karbon 8-12 kali lebih baik dibandingkan hutan hujan tropis. Selain itu, Indonesia memiliki kawasan industri hijau seluas 13.000 hektar.

“Tapi semuanya itu tidak akan memberi dampak signifikan bagi percepatan penanganan dampak perubahan iklim selama negara maju tidak berani berinvestasi, selama riset dan teknologi tidak dibuka secara luas, dan selama pendanaan tidak diberikan dengan skema yang meringankan negara berkembang,” ujarnya.

“Kita memerlukan pendekatan kolaboratif, berperikemanusiaan, dan kolaborasi antara negara maju dan berkembang.Karena kolaborasi bukan pilihan dan kemanusiaan bukan opsi, melainkan sebuah keharusan dan kewajiban,” Presiden menambahkan.

_________

ISF 2024 diselenggarakan oleh Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. ISF 2024 dirancang untuk mendorong kolaborasi internasional dan berbagi praktik terbaik dalam dekarbonisasi, guna memperkuat upaya global menuju pembangunan berkelanjutan.

Ada lebih dari 11.000 peserta terdaftar yang berasal dari 53 negara, menjadikan ISF sebagai pertemuan aksi iklim terbesar kedua di kawasan Asia-Pasifik setelah COP29 mendatang yang akan berlangsung di ibu kota Azerbaijan, Baku. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles