Selasa, 3 Desember 2024

Restorasi Hutan di Riau, Belantara Foundation Gandeng Perusahaan Jepang

Latest

- Advertisement -spot_img

Belantara Foundation bersama Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Riau, serta KPHP Minas Tahura, menggandeng sejumlah perusahaan Jepang melakukan restorasi hutan di kawasan Tahura Sultan Syarif Hasyim (SSH), Giam Siak Kecil-Bukit Batu, Provinsi Riau.

Adapun perusahaan Jepang yang terlibat adalah ASKUL Corp., Marubeni Flx, Asia Pulp & Paper Japan Ltd. (APPJ). Turut terlibat perusahaan nasional APP Sinarmas.

Untuk mendukung kegiatan restorasi Tahura SSH dilakukan penanaman simbolis, tanaman balangeran (Shorea balangeran) dan meranti bunga (Shorea leprosula) yang termasuk pohon langka, Selasa 28 Februari

Turut hadir pada kegiatan penanaman simbolis kali ini Sekretaris DLHK Provinsi Riau, Setyo Widodo; Kepala KPHP Minas Tahura, Matnuril; Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna; Presiden dan CEO ASKUL Corp., Akira Yoshioka; Presiden dan CEO Marubeni FLX, Naoki Obinata; Representative Director APPJ, Tan Ui-Sian; dan Chief Sustainability Officer APP Sinarmas, Elim Sritaba.

Dolly Priatna mengungkapkan telah mulai melakukan penanaman di Tahura SSH sejak pertengahan tahun 2022.

“Kami memilih Tahura SSH sebagai area program pemulihan hutan dalam rangka mendukung Provinsi Riau dalam upayanya berkontribusi ke dalam pemenuhan Nationally Determined Contribution (NDC) Pemerintah Indonesia untuk pengurangan emisi gas rumah kaca di Pulau Sumatera,” katanya

Selain itu, pemulihan hutan dapat mengembalikan fungsi pengaturan tata air dan iklim mikro ekosistem hutan, mengurangi risiko kerusakan lingkungan seperti erosi, tanah longsor, tercemarnya sumber air, turunnya muka air tanah, kebakaran lahan, dan polusi udara.

Selain itu, pemulihan hutan juga dapat memperbaiki kualitas lingkungan, termasuk kualitas udara, kualitas air, pohon, tanah, serta habitat dan populasi satwa liar.

“Sesuai dengan misi dari UNSDGs yaitu No one left behind dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan, kami menggunakan pendekatan kolaborasi multipihak, salah satunya dengan menggandeng sektor swasta dari Jepang untuk mendukung gerakan pemulihan hutan di Sumatera khususnya di Riau,” kata Dolly yang juga sebagai pengajar di Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.

Tahura SSH merupakan kawasan hutan konservasi yang berada di wilayah Kampar, Siak, dan Pekanbaru, Provinsi Riau.

Tahura SSH memiliki keanekaragaman spesies flora dan fauna yang cukup tinggi. Sedikitnya terdapat 127 spesies tumbuhan asli di kawasan hutan tersebut, 42 spesies burung, 4 spesies reptilia, dan 16 spesies mamalia.

Senada dengan Dolly, Kepala DLHK Propinsi Riau, Mamun Murod mengemukakan bahwa upaya untuk memulihkan ekosistem hutan, khususnya di Tahura SSH menjadi tanggung jawab bersama.

“Dengan adanya pemulihan hutan, maka ekosistem hutan dapat berkontribusi untuk upaya adaptasi dan mitigasi perubahan iklim serta mendukung pemenuhan NDC Pemerintah Indonesia untuk mengurangi emisi karbon di Provinsi Riau,” ujar Mamun.

Pada kesempatan yang sama, Kepala KPHP Minas Tahura, Matnuril mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik dan mendukung penuh upaya pemulihan hutan di Tahura SSH yang dilakukan bersama Belantara Foundation dan pemangku kepantingan lainnya.

“Upaya ini diharapkan akan mampu memberikan kontribusi signifikan bagi penambahan luasan kawasan hutan yang dipulihkan di Provinsi Riau,” kata dia.

Ketua Kelompok Tani Hutan Tahura SSH, Dana Syahputra mengatakan bahwa program pemulihan hutan yang dilakukan bersama Belantara Foundation ini dapat membantu masyarakat dalam mengelola dan memanfaatkan hutan yang terdegradasi secara berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan.

Sementara itu, Representative Director APPJ, Tan Ui Sian menyebutkan bahwa salah satu upaya dan kontribusi APPJ dalam melestarikan lingkungan melalui berpartisipasi pada program pemulihan hutan di kawasan Tahura SSH, Riau.

“Kami berharap upaya tersebut dapat mendukung target Sustainable Development Goals (SDGs) ke 15, yaitu melindungi, memulihkan, dan mendukung penggunaan yang berkelanjutan terhadap ekosistem; target SDGs ke 13 yaitu mengambil tindakan cepat untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya ; dan target SDGs ke 17, yaitu menguatkan sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global untuk pembangunan berkelanjutan,” imbuh Tan.

Selain itu, Chief Sustainability Officer APP Sinarmas, Elim Sritaba menegaskan bahwa sektor swasta memiliki kewajiban untuk mendukung berbagai upaya pencapaian sasaran FOLU Net Sink 2030 salah satunya melalui program pemulihan hutan.

“Kami berkomitmen dalam menjalankan praktik-praktik bisnis yang berkelanjutan, sehingga target yang sudah ditetapkan Pemerintah Indonesia dapat dicapai dengan upaya bersama antara lain melalui program pemulihan hutan, pengurangan laju deforestasi dan degradasi hutan, pengelolaan hutan secara lestari serta konservasi keanekaragaman hayati,” tandas Elim.

Pada tahun ini, kegiatan penanaman simbolis telah dilakukan dua kali. Penanaman simbolis yang pertama telah dilakukan di Tahura SSH pada 17 Januari 2023 lalu. Bibit pohon yang ditanam yaitu balangeran (Shorea balangeran), merbau (Intsia bijuga) dan meranti (Shorea leprosula). ***

- Advertisement -spot_img

More Articles