Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mencanangkan aksi penanaman pohon sebagai bentuk kompensasi jejak karbon (carbon footprint) institusional Kementerian Kehutanan.
Kegiatan ini dilaksanakan secara simbolis di Rumpin, Kabupaten Bogor, dan diikuti ratusan peserta dari berbagai unit kerja, termasuk Calon Aparatur Sipil Negara (CASN).
Dalam sambutannya, Menteri Raja Juli menyebut bahwa aksi ini merupakan tonggak awal tradisi baru untuk menghitung dan mengimbangi jejak karbon yang dihasilkan oleh aktivitas kelembagaan, mulai dari penggunaan listrik hingga perjalanan dinas.
“Saya percaya, perubahan besar yang berkelanjutan harus dimulai dari diri sendiri. Kesadaran personal itulah fondasi bagi lahirnya kebijakan yang baik dan perubahan struktural yang nyata,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa Kementerian Kehutanan harus menjadi teladan—tidak hanya melalui regulasi, tetapi juga gaya hidup dan perilaku ramah lingkungan.
Ia mencontohkan pengurangan plastik sekali pakai, penggunaan eco-enzyme, hingga efisiensi energi.
Data internal menunjukkan, total estimasi jejak karbon dari seluruh satuan kerja Eselon II pusat Kementerian Kehutanan pada tahun 2024 mencapai 21.475,46 ton CO₂e.
Untuk mengimbangi emisi ini, diperlukan sekitar 976.158 pohon atau seluas 2.440 hektare area tanam.
Di Rumpin, sebanyak 1.035 bibit pohon ditanam di lahan seluas 2,05 hektare dengan jenis Multi-Purpose Tree Species (MPTS), seperti jengkol, petai, jambu, durian, dan alpukat.
“Saya minta kepada seluruh staf, kalau saya tidak ada di ruangan, AC dan lampu harus dimatikan. Ini bukan soal mampu bayar listrik, tapi soal kesadaran bahwa listrik berarti karbon,” tegas Menhut, mendorong budaya hemat energi sebagai bagian dari tanggung jawab ekologis.
Kegiatan ini juga menjadi bagian dari peringatan Hari Penanggulangan Degradasi Lahan dan Kekeringan Sedunia (17 Juni), yang tahun ini mengusung tema “Restore the Land, Unlock the Opportunities”.
Penanaman pohon dipilih sebagai strategi kompensasi yang memberi manfaat ekologis, ekonomis, dan sosial.
Sebanyak 570 peserta mengikuti penanaman hari ini, terdiri dari pejabat struktural, staf, dan CASN dari seluruh Indonesia.
Menteri Raja Juli menegaskan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni, melainkan aksi berkelanjutan yang akan dipantau dan menjadi budaya birokrasi hijau di lingkungan kementerian. ***