Pemerintah diserukan untuk menyediakan fasilitas usance LC dengan bunga rendah untuk memicu gairah ekspor produk manufaktur unggulan, seperti pulp, tekstil, maupun alas kaki.
“Pemerintah harus mempertimbangkan penyediaan fasilitas Usance LC, kalau bisa bunganya di bawah satu persen, jangan lebih, untuk mendorong ekspor,” kata pengamat ekonomi kemasyarakatan Rusli Tan, di Jakarta, Selasa (8/4/2025).
Usance LC adalah fasilitas pembiayaan ekspor yang memungkinkan importir untuk membayar kewajiban impornya kepada eksportir dengan jangka waktu tertentu.
Rusli Tan menjelaskan kondisi pasar global yang saat ini menjadi rebutan produsen berbagai negara. Sementara permintaan tidak tumbuh signifikan akibat dampak krisis ekonomi dan geopolitik.
“Oleh karena itu, tidak ada cara lain, pemerintah harus kreatif untuk meningkatkan ekspor,” katanya.
Rusli mengatakan fasilitas usance LC dapat dimanfaatkan untuk menggenjot ekspor produk unggulan Indonesia dan menarik aliran masuk devisa. Diantaranya untuk produk pulp, garment, dan alas kaki yang banyak menyerap tenaga kerja.
“Penyediaan fasilitas usance LC salah satu cara agar produk garment dan footwear kita dapat bersaing,” katanya.
Rusli mengatakan, menggairahkan ekspor produk yang dihasilkan oleh industri padat karya sangat penting untuk menyerap tenaga kerja. Apalagi jumlah pengangguran terbuka di Indonesia sudah mencapai 7 juta orang dan berpotensi mencapai 10 juta orang.
“Akhirnya banyak yang bekerja sebagai pengemudi ojek online. Tapi kesulitan mendapat penumpang karena yang bekerja tidak ada. Jadi hanya keliling menghabiskan BBM,” katanya.
Oleh karena itu, upaya menggenjot ekspor akan membantu penyerapan tenagara kerja dan ekonomi masyarakat. Jika industri dapat bergerak karena ekspor maka banyak multiplier effect yang terjadi. Ada pekerja yang menjadi penumpang ojek online, ada warung makan yang menyediakan makanan bagi para pekerja.
“Kalau konsumsi dalam negeri dapat ditingkatkan, pemanfaatan kertas kemasan juga akan meningkat, akhirnya industri kertas juga akan mengalami peningkatan permintaan,” kata Rusli.
Menurut dia, kebijakan usance LC pernah diterapkan untuk komoditas pulp nasional di era Menteri Keuangan J.B Sumarlin pada era 1992-1993 yang dampak positifnya luar biasa.
Ia menilai instentif usance LC lebih menarik dan efektif bagi pembeli, ketimbang memberikan kemudahan pajak (tax holliday). ***