Keterlibatan multi pihak di semua tingkatan sosial merupakan kunci untuk memastikan pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan.
Demikian terungkap dalam joint seminar Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia (SIL UI) dan Central South East Asean Studies (CSEAS) Kyoto University yang membahas lingkungan sosial dalam perspektif multi disiplin keilmuan di kampus Kyoto University, 26 Juli 2023.
Joint seminar tersebut merupakan rangkaian dari kunjungan akademik yang diikuti oleh 20 orang mahasiswa dan dosen SIL UI ke Jepang, 23-29 Juli 2023.
Diantara yang dibahas dalam seminar tersebut adalah Kajian Ketahanan Sistem Sosio-Hidrologi Berdasarkan Analisis Indeks Kerentanan di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum yang dipresentasikan oleh Masni Dyta Anggriani dari SIL UI.
Masni menyatakan bahwa saat ini Sungai Citarum terancam kelestariannya akibat perubahan penggunaan lahan, polusi, peningkatan populasi, dan pembangunan infrastruktur.
Hasil kajian Masni mengungkapkan bahwa
masyarakat di DAS Citarum memiliki ketahanan dan potensial untuk dilibatkan dalam pengelolaan sumber daya air demi mempertahankan kelestarian Sungai Citarum.
Sementara Mao Higami, mahasiswa Graduate School of Asian and African Area Studies, Kyoto University memaparkan kajian yang akan dilakukan tentang dinamika masyarakat dalam mitigasi bencana, termasuk bencana hidrologis di kampung urban Yogyakarta.
Higami akan mendalami bagaimana masyarakat mampu mewujudkan fungsi dan nilai-nilai sosial meski tinggal di kampung yang rawan bencana.
Sementara itu Muhammad Amin Shodiq, mahasiswa Graduate School of Global Environmental Studies, Kyoto University mempresentasikan tentang program Kampung Hijau di Surabaya sebagai pengembangan perumahan yang berwawasan lingkungan.
Menurut Amin Shodiq, Kampung Hijau merupakan salah satu bentuk ruang terbuka hijau di permukiman padat perkotaan.
Berdasarkan analisis keanekaragaman tumbuhan yang dilakukan Amin Shodiq, secara umum Kampung Hijau di Surabaya dapat dikategorikan memiliki tingkat keanekaragaman jenis tumbuhan yang tinggi. Namun, sebagian besar terdiri dari spesies introduksi.
Amin Shodiq pun menyoroti perlunya peningkatan pendidikan dan promosi mengenai pemanfaatan tanaman lokal atau asli.
Selain dengan CSEAS Kyoto University, joint seminar SIL UI juga diselenggarakan dengan Research Institute for Humanity and Nature (RIHN).
- Fahutan IPB-KLHK Teken Perjanjian Kerja Sama, Perkuat Fungsi Konservasi
- Keren! Gunakan Teknologi DNA Forensik, Dosen UGM Bantu Ungkap Penyelundupan Gading Gajah
Rombongan kunjungan akademik SIL UI yang dipimpin Wakil Direktur SIL UI Dr Dony Abdul Chalid juga melakukan kunjungan lapangan ke beberapa lokasi tempat pengelolaan lingkungan yaitu Danau Biwa, Sewerage Science Museum, dan Disaster Prevention Research Institute, Kyoto University. ***