Minggu, 18 Mei 2025

Workshop Jurnalis FOLU Net Sink 2030 Resmi Ditutup, Media Didorong Jadi Mitra Strategis Aksi Iklim

Latest

- Advertisement -spot_img

Workshop jurnalis bertema “Menguatkan Peran Media dalam Mendukung Agenda Indonesia’s FOLU Net Sink 2030” resmi ditutup pada Sabtu (17/5/2025) oleh Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Kehutanan, Krisdianto.

Dalam sambutannya, ia menegaskan bahwa media memiliki peran sentral sebagai jembatan komunikasi antara kebijakan pemerintah dan kesadaran publik dalam mendukung agenda iklim nasional.

“Jurnalis bukan sekadar peliput, tapi bagian dari ekosistem solusi. Dengan pemberitaan yang akurat, berimbang, dan membangun, media membantu memastikan agenda FOLU Net Sink 2030 tidak hanya dipahami, tapi juga mendapat dukungan luas dari masyarakat,” ujar Krisdianto.

Workshop ini berlangsung selama dua hari, 16–17 Mei 2025, di Jakarta dan Bogor.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri Kementerian Kehutanan dengan dukungan UNDP Climate Promise, dan diikuti oleh lebih dari 20 jurnalis dari berbagai media nasional dan lokal.

Pada hari pertama, workshop dibuka oleh Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, Mahfudz, yang menjelaskan bahwa agenda FOLU Net Sink 2030 merupakan pilar utama dalam strategi mitigasi perubahan iklim nasional.

Indonesia menargetkan penurunan emisi hingga -140 juta ton CO₂e dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya pada tahun 2030.

Angka ini menjadi bagian penting dari komitmen Indonesia dalam Nationally Determined Contribution (NDC), yaitu pengurangan emisi sebesar 31,89% secara mandiri dan hingga 43,2% dengan dukungan internasional.

Untuk mencapai target tersebut, pemerintah mengusung empat strategi utama:

  1. Pencegahan deforestasi,
  2. Pengelolaan hutan lestari,
  3. Perlindungan ekosistem gambut, dan
  4. Rehabilitasi hutan dan lahan.

Mahfudz juga menyoroti kebutuhan investasi yang besar—sekitar USD 14 miliar—yang memerlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk swasta dan mitra pembangunan internasional.

Selain sesi materi dari narasumber lintas sektor seperti Sekretariat FOLU, pelaku usaha, akademisi, LSM, dan jurnalis senior, peserta juga mengikuti kunjungan lapangan ke Persemaian Rumpin di Bogor.

Di lokasi tersebut, peserta menyaksikan langsung proses pembibitan dan belajar mengenai pentingnya rehabilitasi hutan dalam menyerap emisi karbon.

Kepala BPDAS Citarum-Ciliwung, perwakilan Satgas FOLU, dan pakar komunikasi lingkungan menjelaskan bahwa penanaman pohon merupakan bagian dari solusi iklim berbasis alam yang tengah digarap secara serius.

Lokasi persemaian modern ini menjadi simbol dari praktik nyata dalam mencapai FOLU Net Sink—yakni kondisi di mana sektor kehutanan menyerap lebih banyak emisi karbon dibanding yang dilepaskan.

Dalam penutupan, Krisdianto mengapresiasi antusiasme para peserta dan mendorong mereka untuk menghasilkan pemberitaan yang informatif dan menggugah.

“Berita yang baik bukan hanya soal fakta, tapi bagaimana fakta itu membangun harapan. Workshop ini adalah awal dari kolaborasi jangka panjang antara pemerintah dan media,” ucapnya.

Workshop ditutup dengan penyerahan sertifikat dan sesi refleksi, di mana para jurnalis membagikan pengalaman dan perspektif mereka dalam meliput isu kehutanan dan perubahan iklim. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles