Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada (UGM) mengadakan pelatihan intensif mengenai sistem Geo-AI sebagai bentuk dukungan terhadap target FOLU Net Sink 2030.
Program pelatihan berlangsung selama empat hari, 23–26 Juni 2025, dan diikuti oleh 60 peserta dari berbagai instansi lingkungan dan kehutanan.
Didukung oleh Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Iklim Norwegia, serta Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup (BPDLH), pelatihan ini bertujuan membekali peserta dengan keterampilan teknis dalam pemanfaatan teknologi geospasial berbasis kecerdasan buatan.
Dekan Fakultas Geografi UGM, Prof. Muhammad Kamal, saat membuka acara, menyampaikan bahwa kurikulum pelatihan dirancang setara dengan 6 SKS mata kuliah universitas.
Materi utama mencakup pengolahan data geospasial menggunakan Python, penerapan algoritma Deep Learning seperti U-Net, serta pembuatan model pemetaan karbon.
Selain sesi kelas, peserta juga melakukan praktik lapangan di dua lokasi: Hutan Pendidikan Wanagama untuk pengukuran karbon biomassa, serta Taman Hutan Raya (Tahura) Bunder untuk pengambilan data LiDAR menggunakan drone atau UAV.
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis sebagai bagian dari simulasi penghitungan stok karbon berbasis Geo-AI.
Syafiq M. Ridha, peserta dari Pusat Pengendalian Lingkungan Hidup (Pusdal LH) Jawa, mengaku pelatihan ini membuka perspektif baru.
“Saya banyak belajar soal bagaimana AI dan citra penginderaan jauh bisa dimanfaatkan untuk mengukur stok karbon. Ini sangat bermanfaat dalam mendukung pekerjaan kami,” ujarnya.
Penghargaan peserta terbaik diberikan kepada M. Mangku Parasdyo dari Pusdal LH Jawa, yang dinilai aktif dan unggul dalam tugas lapangan serta pemrosesan data.
Pelatihan ini diharapkan mampu mempercepat pemanfaatan teknologi mutakhir dalam pemantauan karbon dan mendukung target kontribusi pengurangan emisi dalam kerangka FOLU Net Sink 2030 dan NDC Indonesia. ***