Upaya pelestarian badak jawa (Rhinoceros sondaicus) kembali diperkuat dengan rencana translokasi individu terpilih ke kawasan penangkaran khusus Javan Rhino Study and Conservation Area (JRSCA).
Proses translokasi ini akan dilakukan oleh Kementerian Kehutanan melalui Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE), dengan dukungan TNI Angkatan Laut, Yayasan Badak Indonesia (YABI), dan mitra konservasi lainnya.
Direktur Jenderal KSDAE, Satyawan Pudyatmoko menjelaskan bahwa langkah ini bertujuan mencegah terjadinya inbreeding dan memperkuat ketahanan genetik badak jawa yang saat ini hanya tersisa di alam liar Taman Nasional Ujung Kulon.
“Indikasi penurunan variasi genetik populasi badak jawa menjadi perhatian serius. Translokasi ini juga bagian dari strategi jangka panjang program breeding untuk mendukung keberlangsungan spesies ini,” kata Satyawan dalam keterangan resminya, Senin (3/6/2025).
Proses translokasi akan dilakukan dari habitat asli badak di Semenanjung Ujung Kulon menuju JRSCA di Desa Ujungjaya, Kabupaten Pandeglang.
Meski masih berada dalam wilayah taman nasional yang sama, jarak sekitar 14 kilometer tersebut harus ditempuh melintasi laut, sehingga membutuhkan moda transportasi khusus.
Sebagai bentuk persiapan, Batalyon Kendaraan Amfibi Pengangkut Artileri (Yonkapa) 1 Marinir telah melakukan simulasi penggunaan Ranpur Kapa K-61 di Jakarta pada Rabu (28/5).
Simulasi dilakukan untuk menguji kemampuan ranpur dalam membawa kandang transportasi badak menyeberangi laut dengan aman.
“Simulasi ini penting untuk memastikan bahwa proses translokasi berjalan aman dan minim stres bagi satwa,” tambah Satyawan.
Komandan Yonkapa 1 Marinir, Mayor (Mar) Bayhaky C. Chipta, menyampaikan bahwa keterlibatan TNI AL dalam misi ini tidak hanya untuk konservasi, tetapi juga bagian dari kesiapsiagaan dalam evakuasi satwa liar saat terjadi bencana alam seperti tsunami atau kebakaran hutan.
Kandang transportasi yang diuji memiliki berat sekitar 1 ton dan dirancang khusus untuk memenuhi standar keamanan dan kenyamanan badak jawa, termasuk sistem ventilasi dan peredam guncangan. Berat badak yang disimulasikan dalam latihan mencapai 1,6 ton.
Hasil simulasi menunjukkan Ranpur Kapa K-61 sangat layak digunakan dalam misi ini. Dengan langkah ini, upaya pelestarian badak jawa memasuki babak baru yang lebih terintegrasi, mengandalkan kekuatan kolaboratif lintas sektor untuk melindungi spesies ikonik ini dari ancaman kepunahan. ***