Upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) membutuhkan sinergi lintas sektor yang melibatkan pemerintah, asosiasi usaha, dan masyarakat. Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengelola Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), dan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) akan memperkuat peran masing-masing dalam membangun ekosistem pencegahan karhutla yang berkelanjutan.
Hal ini terungkap dalam rapat kordinasi yang membahas pencegahan kebakaran hutan dan lahan berbasis Masyarakat pada Rabu (17/09/2025) di Jakarta.
Acara ini dihadiri juga oleh perwakilan dari Kementerian Kehutanan dan Kementerian Pertanian. Direktur Pengendalian Kebakaran Lahan Kementerian Lingkungan Hidup/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH) Dasrul Chaniago menekankan pentingnya peran negara dalam memfasilitasi pencegahan kebakaran.
“Pemerintah berkomitmen menghadirkan kebijakan dan program yang mendorong pemberdayaan masyarakat. Pencegahan karhutla tidak hanya melalui penegakan hukum, tetapi juga penyediaan alternatif ekonomi yang mendorong masyarakat untuk beralih dari praktik pembakaran,” ungkapnya.
Dasrul meyakini, pencegahan karhutla dapat diperkuat dengan sinergi antar stakeholders yang dilakukan secara berkelanjutan. “Diskusi, bertukar pikiran, saling berbagi praktik terbaik merupakan langkah awal untuk memperkuat kemitraan antar stakeholders,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), Soewarso, menjelaskan peran dunia usaha kehutanan dalam memperkuat upaya pencegahan. “APHI siap mendukung pemerintah melalui kemitraan dengan masyarakat sekitar hutan. Kolaborasi ini tidak hanya mencegah kebakaran, tetapi juga mendorong kesejahteraan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat yang ramah lingkungan,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, keberhasilan pencegahan tidak lepas dari keterlibatan langsung masyarakat. “Melalui penerapan sistem pertanian tanpa bakar, masyarakat dapat menjaga kelestarian lahan sekaligus memperoleh penghasilan yang berkesinambungan. Hal ini menunjukkan bahwa pencegahan karhutla dapat berjalan beriringan dengan peningkatan kesejahteraan,” imbuh Soewarso.
Ketua Bidang Lingkungan dan Kehutanan Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Nyoman Suyasa, menambahkan bahwa sektor perkebunan juga memiliki peran strategis.
“GAPKI berkomitmen memperkuat kapasitas masyarakat sekitar perkebunan agar mampu menjaga lahan dari potensi kebakaran. Dukungan berupa program kemitraan dan pemberdayaan ekonomi menjadi bagian penting dari strategi pencegahan yang berkelanjutan,” jelasnya.
Nyoman menambahkan, pembentukan kelompok Masyarakat Peduli Api (MPA) atau Kelompok Tani Paduli Api (KTPA) yang dilanjutkan dengan bimbingan pemberdayaan ekonomi anggota MPA/KTPA melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu langkah yang sudah dijalankan perusahaan.
“Prinsipnya adalah dengan mengatasi kebutuhan ekonomi maka akan dapat meningkatkan kepedulian Masyarakat terhadap lingkungan terutama kebakaran,” Imbuhnya. ***