Sabtu, 15 Februari 2025

Pengelolaan Karbon Biru Potensial Dukung Tercapainya FOLU Net Sink 2030

Latest

- Advertisement -spot_img

Meski tidak mudah, pengelolaan karbon biru termasuk ekosistem mangrove sangat potensial menjadi bagian dari strategi FOLU Net Sink 2030. Strategi ini bertujuan memastikan jumlah karbon yang diserap sektor kehutanan dan penggunaan lahan pada 2030 setara atau lebih besar dari emisinya.

Ketua II Tim Kerja FOLU Net Sink 2030, Agus Justianto, menyebutkan bahwa karbon biru menawarkan peluang besar untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan aksi iklim. Namun, sejumlah hambatan perlu diatasi, termasuk kesenjangan data, kurangnya pendanaan, tantangan regulasi, serta perlunya keterlibatan pemangku kepentingan.

“Kita membutuhkan data yang akurat untuk memetakan dan memantau ekosistem karbon biru, serta memastikan pengukuran potensi penyerapan karbon dilakukan secara komprehensif,” kata Agus saat menjadi penanggap pada National Dialogue on Mangrove and Blue Carbon Business Model for Climate Benefits and Empowering Communities di Jakarta, Selasa, 17 Desember 2024.

Agus juga menjelaskan bahwa pengelolaan karbon biru memerlukan investasi awal yang signifikan. “Kredit karbon biru masih tergolong baru, sehingga persepsi risiko yang tinggi menjadi tantangan dalam menarik investor,” ujarnya.

Dalam hal regulasi, Agus menyoroti pentingnya kerangka hukum yang mendukung, termasuk pengakuan hak tenurial di wilayah pesisir untuk mencegah konflik antara tujuan konservasi dan kebutuhan masyarakat lokal.

Dia menjelaskan, Pemerintah Indonesia telah menyiapkan beberapa skema pendanaan untuk mendukung bisnis karbon biru, seperti pasar karbon, kemitraan publik-swasta, obligasi hijau, serta pendanaan iklim internasional.

Agus mengatakan, proyek mangrove dapat menghasilkan kredit karbon yang diperdagangkan baik di pasar domestik maupun internasional.

Selain itu, Agus menegaskan bahwa pengelolaan karbon biru membawa manfaat besar bagi Indonesia, termasuk mempercepat aksi iklim, melindungi wilayah pesisir, membuka peluang ekonomi baru, memberdayakan masyarakat pesisir, meningkatkan keanekaragaman hayati, dan memperkuat kepemimpinan global Indonesia dalam solusi berbasis alam.

“Sebagai rumah bagi 23% mangrove dunia, Indonesia memiliki peluang unik untuk menjadi pemimpin global dalam inisiatif karbon biru,” tutup Agus.

Dengan mengatasi tantangan dan memanfaatkan peluang, pengelolaan karbon biru di Indonesia diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap target FOLU Net Sink 2030 sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan dan ekonomi nasional. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles