Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Konservasi Tumbuhan Kebun Raya dan Kehutanan (PRKTKK) Badan Riset dan Inovasi Nasional Anto Rimbawanto mengungkapkan tiga penyakit utama pada eukaliptus yang banyak ditanaman pada hutan tanaman industri (HTI).
Tiga itu adalah ganoderma (busuk akar), ceratocystis (layu batang), dan austropuccinia psidii (karat daun).
Menurut Anto, seperti dikutip dari laman BRIN, Jumat 6 Oktober 2023, diperlukan strategi untuk mengatasi ancaman penyakit itu.
“Industri hutan tanaman tidak punya pilihan selain terus mencari solusi mengendalikan hama dan penyakit. Diantaranya melalui pengendalian biologis, pengembangan klon yang tahan atau toleran penyakit, dan praktik silvikultur yang tepat untuk perlindungan tanaman secara terpadu,” katanya saat memaparkan hasil-hasil penelitian yang dilakukannya bersama mitra sejak 2001.
BRIN bersama PT Arara Abadi dan University of Florida sedang melakukan riset pemuliaan tanaman yang toleran terhadap penyakit.
Anto menambahkan, untuk riset pemuliaan tanaman, timnya sudah melakukan skrining populasi eukaliptus untuk mendapatkan bibit yang tahan terhadap penyakit, protokol diagnostik dan skrining penyakit untuk pusat skrining virtual.
Selain itu, telah dilaksanakan juga verifikasi lapangan toleransi Acasia mangium terhadap ceratocystis.
“Kita sedang membangun sistem informasi tentang distribusi ancaman hama dan penyakit tertentu saat ini dan proyeksi di masa depan. Informasi ini penting untuk memandu pemilihan jenis tanam dan monitoring kesehatan hutan,” jelasnya.
Pihaknya juga menargetkan tersedianya tanaman yang toleran terhadap penyakit bagi pengguna akhir, misalnya perusahaan HTI, masyarakat, dan petani kecil di Indonesia dan Vietnam.
“Project riset ini bertajuk Managing Risk in South East Asian Forest Biosecurity FST/2018/179 (2021 – 2025),” terangnya.
Sementara itu Kepala PRKTKK BRIN Andes Hamuraby Rozak menekankan, pentingnya kerja sama riset untuk pengembangan akasia dan eukaliptus yang toleran terhadap hama dan penyakit, melalui kemitraan dengan pihak swasta dan akademisi.
“Saya optimis kerja sama riset antara BRIN, PT Arara Abadi, dan University of Florida dalam pengembangkan populasi akasia dan eukaliptus yang toleran hama dan penyakit dapat tercapai sesuai harapan kita semua,” ungkapnya.
Ketua Kelris Pemuliaan Tanaman Penghasil Serat PRKTKK BRIN Arif Nirsatmanto meyakini arti penting riset-riset hama dan penyakit pada akasia dan eukaliptus, karena sangat erat kaitannya dengan isu biosecurity.
Biosecurity merupakan tindakan perlindungan dan pengendalian organisme, seperti hama dan penyakit yang dapat membahayakan manusia, hewan, tanaman, dan lingkungan. ***