Minggu, 22 Juni 2025

Menteri LH Resmikan Desa Mandiri Peduli Gambut di OKI

Latest

- Advertisement -spot_img

Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mencanangkan Program Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG) di Desa Jadi Mulya, Kecamatan Air Sugihan, Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Minggu (25/5/2025).

Desa percontohan ini diharapkan menjadi barikade pertama pencegahan kebakaran hutan-lahan sekaligus motor penggerak ekonomi warga di kawasan gambut Sumatera Selatan.

“DMPG bukan sekadar memulihkan ekosistem gambut berbasis masyarakat. Program ini juga memperkuat kesadaran serta pemberdayaan ekonomi warga desa – dan menjadi langkah preventif utama untuk menekan risiko karhutla yang kerap melanda wilayah gambut seperti OKI,” kata Hanif dalam sambutannya seperti disampaikan dalam siaran persnya Minggu (25/5/2025).

Hanif menegaskan, Desa Jadi Mulya ini sangat besar artinya untuk pencegahan kebakaran hutan dan lahan.

“Desa Jadi Mulya memperlihatkan korelasi langsung antara mitigasi kebakaran dan kesejahteraan warga. Model restorasi gambut berbasis masyarakat ini akan kami replikasi di 800 desa gambut mandiri hingga akhir tahun 2025. DMPG akan menjadi tulang punggung pencegahan karhutla berbasis masyarakat,” ujar Hanif.

Pertanian Gambut Tanpa Bakar

Sebagai desa model, PT OKI Pulp & Paper Mills (unit APP Group) telah membuka hampir 1000 hektare sawah di lahan gambut terkelola, sejak tahun 2016.

Sawah tersebut dikerjakan oleh beberapa Kelompok Tani di wilayah Desa Jadi Mulya dan sekitarnya.

Pada kesempatan tersebut Menteri Hanif bersama Bupati Ogan Komering Ilir, H. Muchendi Mahzareki, Deputi Tata Lingkungan Sumber Daya Alam Berkelanjutan (TLSDAB) Kementerian Lingkungan Hidup Sigit Reliantoro, dan Tenaga Ahli Kebakaran Lahan Kementerian Lingkungan Hidup Rafles B. Panjaitan menanam jagung dan jeruk sebagai tanaman sela agar lahan tetap lembap tanpa praktik pembakaran.

Dalam Program Desa Mandiri Peduli Gambut (DMPG) pemantauan dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dilakukan secara berlapis – mulai dari pelibatan masyarakat, patroli rutin, hingga mekanisme respons cepat.

Dalam pemaparan kepada Menteri Lingkungan Hidup, Panji Bintoro, Fire Operation Management (FOM) Head Regional Palembang dari PT Bumi Andalas Permai (BAP), mitra pemasok APP Group menjelaskan alur kerja sistem deteksi hotspot.

Dijelaskan, begitu citra satelit menangkap titik panas, data otomatis muncul di aplikasi FROS (Fire Report Online System) lengkap dengan koordinat dan lokasi akurat.

Pusat kendali (situation room) segera mengirim laporan ke pos terdekat agar segera melakukan verifikasi lapangan dengan membawa peralatan pemadaman. Targetnya, setiap hotspot diverifikasi dalam waktu kurang dari 24 jam.

Pada kesempatan peninjauan kemarin Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq sempat memeriksa kesiapan pompa, mulai dari pompa induk hingga pompa apung.

Selain itu juga menyaksikan simulasi pemadaman yang melibatkan anggota Masyarakat Peduli Api (MPA) yang merupakan bagian dari Integrated Fire management (IFM).

Dalam simulasi tersebut, peralatan yang biasa digunakan didisplay seperti situation room, peralatan pemadam beserta aksesorisnya, sambunesia (nozzle multifungsi dengan suntikan gambut), helikopter, motor hingga mobil patroli.

Direktur APP Group Dr. Soewarso menambahkan, perusahaan telah melatih lebih dari 700 anggota MPA di Sumatera.

Selain memperkuat MPA, program agroforestry juga digiatkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. “Hasil jagung dan jeruk kami hubungkan ke rantai pasok lokal agar manfaat ekonomi langsung dirasakan. Target kami, seluruh desa binaan naik kelas menjadi pusat agroforestri ramah gambut,” jelasnya.

Kunjungan diakhiri dengan pembagian Juz ‘Amma kepada siswa SDN Jadi Mulya sebagai dukungan pendidikan dan penguatan nilai spiritual di desa tersebut.

- Advertisement -spot_img

More Articles