Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya melaporkan laju deforestasi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir kepada DPR.
Menurut Menteri Siti, laju deforestasi Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
“Ada gambaran yang menggembirakan bahwa sejak tahun 2014 kita bisa mengelola deforestasi,” kata Menteri Siti saat Rapat Kerja dengan Komisi IV DPR di Jakarta, Senin, 12 Juni 2023.
Dia mengungkapkan, pada tahun 2015 laju deforestasi Indonesia tercatat 1,09 juta hektare. Laju deforestasi kemudian turun pada tahun 2019 menjadi 460 ribu hektare.
Laju deforestasi kembali turun pada tahun 2021 menjadi 110 ribu hektare. Menteri Mengungkapkan, untuk tahun 2022 berdasarkan perhitungan laju deforestasi sekitar 107 ribu hektare.
“Kami sedang finalisasi angka (laju deforestasi) di tahun 2022, kira-kira 107 ribu ha,” ungkapnya.
Menteri Siti menyatakan, pengendalian laju deforestasi Indonesia mengalami tren yang semakin baik.
Meski demikian, isu deforestasi kerap kali mendapat sorotan internasional yang kemudian dikaitkan dengan produksi komoditas seperti kakao, kopi, karet, dan juga sawit.
“Terkait deforestasi, ini menjadi instrumen politik internasional yang cukup dahsyat. Cukup merugikan Indonesia, dengan keluarnya EUDR, Undang-undang Deforestasi oleh Uni Eropa,” katanya.
Menteri menjelaskan, untuk pemantauan deforestasi, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan cq direktorat Jenderal Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan telah mengembangkan Sistem Monitoring Kehutanan Nasional (Simontana) yang merekam dengan baik dan akurat kondisi hutan Indonesia.
Sistem itu, memuat klasifikasi hutan di Indonesia, baik hutan primer, sekunder, dan klasifikasi lainnya.
- Tok! Ketentuan Bebas Deforestasi EUDR (EU DFSC) Disetujui Parlemen Uni Eropa, Ada Suara yang Menolak
- Hentikan Izin Baru dan Perkuat Tata Kelola di Hutan dan Gambut, Deforestasi Indonesia Turun Drastis
“Kita sedang beradu dengan internasional, terkait metodologi. Dengan Global Forest Watch, kita perintahkan tim lakukan pengecekan ke lapangan. Karena angkanya sangat berbeda dan Indonesia sangat dirugikan,” ujarnya.
“Katanya Indonesia jagoan deforestasi, padahal faktanya di lapangan nggak seperti itu. Karena itu kami minta tim ke lapangan, adu metodologi. Mudah-mudahan kita bisa atasi dengan baik secara internasional. Karena kita dirugikan,” tambah Menteri Siti. ***