Duta Besar Republik Indonesia untuk Amerika Serikat, Indroyono Soesilo, menghadiri dan memberikan dukungan penuh pada kegiatan Strike & Stitches – Pencak Silat & Batik Festival 2025 serta USA Open–International Pencak Silat Championships yang diselenggarakan pada 11–12 Oktober 2025 di Herndon, Virginia.
Acara yang diselenggarakan oleh USA Pencak Silat Federation (UPSF) di bawah kepemimpinan Mr. Wona Sumantri ini mempertemukan dua warisan budaya Indonesia — Pencak Silat dan Batik — dalam satu panggung yang menampilkan harmoni antara kekuatan dan keindahan.
Festival ini juga memperkuat jalinan persahabatan masyarakat Indonesia dan Amerika Serikat melalui diplomasi budaya yang kreatif dan inklusif. Kompetisi ini diikuti oleh pesilat dari Indonesia, Amerika Serikat, Viet Nam, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
Dalam sambutannya, Dubes Indroyono menyampaikan apresiasi kepada para penyelenggara dan peserta yang telah berkontribusi dalam mempromosikan warisan budaya Indonesia di Amerika Serikat.
“Festival ini mempertemukan dua kekayaan budaya Indonesia: Pencak Silat, seni bela diri yang mengajarkan disiplin dan kebijaksanaan, serta Batik, warisan tekstil yang mencerminkan kreativitas dan identitas bangsa. Pencak Silat dan Batik merupakan kekayaan budaya Indonesia yang telah ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda. Hari ini, sangat menyenangkan melihat Batik tampil berdampingan dengan Pencak Silat,” ujar Dubes Indroyono.
Lebih lanjut, Dubes Indroyono menyoroti perkembangan Pencak Silat di kancah global. Meskipun belum menjadi cabang olahraga resmi Olimpiade, Pencak Silat telah tampil sebagai demonstration sport pada Olimpiade Paris 2024, yang menjadi langkah penting menuju pengakuan dunia.
“Kita menantikan saat di mana Pencak Silat dapat menempati tempatnya di Olimpiade — sebuah tonggak yang akan membanggakan tidak hanya Indonesia, tetapi juga komunitas bela diri di seluruh dunia,” ujarnya.
Dubes Indroyono juga menyebut bahwa Pencak Silat kini semakin dikenal melalui berbagai film Hollywood, seperti John Wick: Chapter 3, Snake Eyes, Mile 22, The Batman, dan bahkan Star Wars: The Force Awakens, yang dibintangi oleh aktor Indonesia Iko Uwais dan Yayan Ruhian. Hal ini menunjukkan bahwa seni bela diri Indonesia telah menjadi bagian dari budaya populer dunia.
Pencak Silat resmi ditetapkan oleh UNESCO pada tahun 2019 sebagai bagian dari Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity.
Pengakuan tersebut menegaskan bahwa Pencak Silat tidak hanya memiliki aspek olahraga, tetapi juga dimensi mental, spiritual, artistik, dan sosial yang menumbuhkan keharmonisan antara manusia, alam, dan Tuhan.
Nilai-nilai harmoni dan kebersamaan yang terkandung dalam Pencak Silat tersebut sejalan dengan warisan budaya Indonesia lainnya yang juga diakui oleh UNESCO, yaitu angklung, yang turut hadir mewarnai acara ini melalui pertunjukan yang meriah.
Dalam kesempatan tersebut, Dubes Indroyono juga mengumumkan bahwa Indonesia akan memperingati World Angklung Day di San Francisco pada 15 November 2025, sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan Indonesia untuk mempromosikan pertukaran budaya dan semangat kebersamaan melalui musik.
Menutup sambutannya, Dubes Indroyono menyampaikan terima kasih kepada panitia, atlet, seniman, dan relawan yang telah berkontribusi menyukseskan acara ini.
“Anda semua berperan penting dalam menjaga tradisi Indonesia tetap hidup dan terus menginspirasi generasi baru di Amerika Serikat,” tutur Dubes Indroyono.
KBRI Washington, D.C. menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat diplomasi publik dan budaya Indonesia di Amerika Serikat, melalui kemitraan dengan komunitas, kegiatan seni, pendidikan, serta promosi warisan budaya Indonesia di berbagai kalangan masyarakat internasional.
***