Institute for Advanced Science, Sosial, and Sustainable Future (IASSSF) menggelar Editorial Talks #1 bertajuk “Publication In High Impact Journals”, sebuah forum yang dirancang untuk meningkatkan standar publikasi ilmiah di Indonesia.
Diskusi yang digelar, Jumat, 23 Agustus 2024 secara komprehensif membahas aspek-aspek krusial dalam publikasi jurnal berimpact tinggi, mencakup pemahaman mendalam tentang karakteristik, pengembangan strategi efektif, penanganan berbagai tantangan, serta upaya konkret untuk meningkatkan kualitas publikasi.
Melalui inisiatif ini, IASSSF bertujuan memperkuat posisi Indonesia dalam lanskap publikasi ilmiah global dan mendorong peneliti lokal mencapai standar internasional.
Direktur IASSSF Nuraeni menjelaskan “Morality Before Knowledge” merupakan slogan yang menjadi landasan filosofis bagi setiap keputusan dan tindakan IASSSF.
“Kami meyakini bahwa pencapaian akademis tertinggi harus diimbangi dengan standar etika yang tak tergoyahkan. Prinsip ini diimplementasikan dalam seluruh aspek kegiatan kami, mulai dari penerbitan jurnal, riset, penyelenggaraan konferensi, hingga program pengembangan kapasitas peneliti,” kata dia.
Nuraeni menegaskan IASSSF berkomitmen kuat terhadap isu-isu lingkungan dan keberlanjutan. Hal ini tercermin dalam sejumlah jurnal lingkungan yang terklaster di bidang Environment Science and Management, Sustainable Ecology, dan Environmental Health and Safety.
“Salah satu contoh konkret adalah jurnal Ecoprofit di bawah naungan IASSSF,” katanya
Nuraeni menjelaskan jurnal Ecoprofit ini merupakan upaya IASSSF dalam mengakomodasi penelitian-penelitian terkini di bidang bisnis berkelanjutan, dengan fokus pada aspek lingkungan yang sejalan dengan konsep bisnis berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance).
Melalui inisiatif ini, IASSSF berkomitmen mendorong perkembangan pengetahuan dan praktik yang memadukan kepentingan lingkungan dengan prinsip-prinsip bisnis yang bertanggung jawab.
Penting juga untuk ditekankan bahwa IASSSF bersifat multidisipliner dan menerima berbagai tema penelitian dari beragam rumpun ilmu. IASSSF menghargai keberagaman akademik dan mendorong kontribusi dari berbagai bidang studi. Hal ini tercermin dalam jurnal-jurnal yang IASSSF terbitkan, yang mencakup berbagai disiplin ilmu seperti sains, teknologi, ilmu sosial, humaniora, dan lainnya. Pendekatan inklusif ini memungkinkan IASSSF untuk memfasilitasi pertukaran pengetahuan lintas bidang dan mendorong inovasi melalui perspektif yang beragam.
Editorial Talks #1 menyajikan diskusi mendalam dan pertukaran gagasan, memberikan para peserta wawasan berharga mengenai dinamika publikasi di jurnal berimpact tinggi.
Forum ini mencakup pembahasan berbagai strategi inovatif dan solusi praktis untuk mengoptimalkan kualitas publikasi, serta strategi menghadapi tantangan dalam proses penerbitan ilmiah.
Melalui acara ini, IASSSF mempertegas dedikasinya terhadap keunggulan dan integritas dalam publikasi ilmiah, sekaligus berupaya menyebarluaskan pengetahuan yang berharga di kalangan profesional akademik.
“Kami berharap forum ini dapat memperluas wawasan peserta dan memberikan kontribusi signifikan terhadap peningkatan berkelanjutan dalam praktik publikasi, serta memperkuat posisi kami dalam ekosistem penerbitan jurnal global,” katanya.
Nuraeni menegaskan bahwa IASSSF akan terus berperan aktif dalam meningkatkan standar publikasi ilmiah di Indonesia.
“Kami percaya bahwa dengan memadukan keunggulan akademis dan integritas moral, kita dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dalam komunitas ilmiah. Ke depannya, IASSSF akan terus menyelenggarakan forum-forum serupa untuk mendorong kemajuan dan kolaborasi dalam dunia publikasi akademik,” katanya.
_________
Sementara itu Chief Editor Ecoprofit Muhammad Alfarizi menjelaskan publikasi ilmiah melalui Jurnal merupakan salah satu hal penting bagi seorang akademisi dalam berbagai kepentingan. Bisa untuk syarat kelulusan, syarat jabatan fungsional dosen-peneliti, eksistensi akademisi, dan kontribusi bagi masyarakat.
“Proses publikasi artikel ilmiah pada Jurnal bereputasi terutama Scopus dikawal oleh Editor dan Reviewer atau kita di Indonesia memanggilnya Mitra Bestari dengan kepakaran yang tidak diragukan lagi. Proses review naskah juga dilakukan secara ketat untuk memastikan pemenuhan standar,” jelasnya.
Lebih lanjut Alfarizi mengatakan dunia penulisan ilmiah seperti Labirin yang kompleks, banyak prosedur yang harus dipahami dalam proses penulisan penelitian. Mulai dari tata penulisan, scope substansi penulisan hingga etika penelitian.
“Sebagai peneliti kita harus memahami Standar dan aturan jurnal yang dituju serta menghadirkan value keterbaharuan didalam Manuskrip Artikel Ilmiah kita. Hal ini untuk memastikan bahwa artikel ilmiah yang akan dipublikasikan berkualitas dan dapat menjadi rujukan masyarakat akademik dunia dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan solusi pembangunan bangsa,” katanya. ****