Indonesia telah membangun sejumlah persemaian bibit berskala besar untuk mendukung aktivitas rehabilitasi hutan, lahan, dan mangrove serta restorasi gambut. Pembangunan persemaian untuk rehabilitasi mendukung tercapainya target pengurangan emisi gas rumah kaca dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (Forestry and Other Land Use/FOLU).
“Selain di Rumpin persemaian bibit berskala besar telah dibangun di beberapa tempat diantaranya di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara yaitu Persemaian Mentawir,” kata Ketua Harian II Tim Kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto saat mendampingi Delegasi Uni Arab Emirat mengunjungi Persemaian Rumpin di Bogor, Jawa Barat, Selasa 11 Juni 2024.
Turut mendampingi kunjungan tersebut Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari KLHK Dida Mighfar Ridha.
Delegasi Uni Emirat Arab dipimpin oleh Deputy Head of Mission, Kedutaan UEA di Jakarta Shaima Al Hebsi, Dalam rombongan delegasi terdapat juga, Dr Fred Launay selaku Kepala Staf dan Penasihat Senior dari Razan Al Mubarak, Managing Director the Mohamed bin Zayed Species Conservation Fund.
Kunjungan Delegasi UEA adalah untuk mengetahui lebih mendalam tentang Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 dan potensi kerja sama yang dapat dilakukan.
Indonesia’s FOLU Net Sink menargetkan penyerapan gas rumah kaca dari sektor FOLU akan lebih besar dibanding emisinya pada tahun 2030. Adapun aktivitas yang dilakukan untuk mencapai target tersebut diantaranya rehabilitasi hutan, lahan, mangrove, serta restorasi gambut yang akan meningkatkan penyerapan emisi GRK secara signifikan.
“Rehabilitasi hutan dan lahan juga akan mengembalikan fungsi hutan, meningkatkan produktivitasnya serta mempertahankan daya dukung hutan pada kehidupan,” kata Agus.
Menurut Agus, untuk membangun persemaian berskala besar, pemerintah membuka kesempatan bagi pihak swasta untuk berkontribusi melalui skema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) atau Public Private Partnership (PPP). Persemaian Rumpin termasuk yang dibangun dengan skema tersebut dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada 10 Juni 2022.
Persemaian Rumpin memiliki luas 128 hektare dan mampu memproduksi bibit hingga 16 juta batang bibit per tahun. Adapun jenis bibit yang dihasilkan diantaranya adalah jenis pohon cepat tumbuh, berbagai pohon endemik, serta pohon multi guna (multi purposes tree species/MPTS) seperti pohon buah-buahan.
_________
Selain di Rumpin, persemaian yang dibangun diantaranya di Mentawir Kalimantan Timur (120 hektare) untuk mendukung IKN Nusantara, serta di sekitar kawasan pariwisata Danau Toba, Sumatera Utara (37,25 hektare), Labuan Bajo, NTT (30 hektare), Mandalika, NTB (32,25 hektare), dan Likupang, Sulawesi Utara (30,33 hektare). Setiap persemaian mampu memproduksi bibit antara 10-15 juta batang bibit per tahun. ***