Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jambi, Senin (29/7/2025), untuk memastikan kesiapsiagaan menghadapi potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) selama musim kemarau.
Kegiatan diawali dengan pemantauan udara atas kawasan gambut di Desa Gambut Jaya, Kabupaten Muaro Jambi.
Dari helikopter, Menteri Hanif meninjau langsung kondisi tutupan lahan, infrastruktur pembasahan gambut, serta potensi kerawanan titik api.
Ia menegaskan bahwa wilayah gambut seperti di Muaro Jambi membutuhkan pengelolaan yang serius agar tidak menjadi sumber kebakaran.
“Pantauan udara ini krusial untuk mengevaluasi efektivitas pengelolaan gambut dan memastikan kesiapan infrastruktur pencegahan karhutla,” ujar Hanif.
Usai pemantauan, Hanif memimpin Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Penanggulangan Karhutla di Rumah Dinas Gubernur Jambi.
Forum ini dihadiri Gubernur Al Haris, Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Danrem 042/Gapu Brigjen TNI Heri Purwanto, serta unsur TNI, Polri, BPBD, dan masyarakat peduli api.
Menteri Hanif menekankan bahwa penanganan karhutla tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Ia mendorong sinergi lintas sektor, serta memperkuat deteksi dini dan kesiapan sumber daya di lapangan. Ia juga menegaskan bahwa tindakan hukum terhadap pembakar hutan harus ditegakkan tanpa kompromi.
“Pencegahan kebakaran adalah kerja kolaboratif. Saya mengapresiasi komitmen Pemprov Jambi yang terus aktif menjaga wilayahnya,” ujar Hanif dalam arahannya.
Dalam rapat tersebut, Brigjen TNI Heri Purwanto memaparkan sebelas strategi penanggulangan karhutla. Salah satu langkah penting adalah pembentukan posko penjagaan di wilayah-wilayah rawan untuk mempercepat respons.
“Pengawasan yang ketat dari posko akan meminimalkan potensi kebakaran besar,” kata Heri.
Menteri Hanif juga menyampaikan data terbaru bahwa sejak awal tahun hingga 28 Juli 2025, luas karhutla di Jambi mencapai 421,77 hektare atau sekitar 10% dari total nasional. Mayoritas kejadian terjadi di kawasan rentan seperti lahan gambut.
“Saya berterima kasih kepada seluruh tim — dari TNI, Polri, BPBD, Manggala Agni, hingga masyarakat — yang telah berjibaku menjaga wilayah Jambi. Kolaborasi ini harus kita pertahankan,” ujar Hanif.
Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menambahkan bahwa wilayah Jambi relatif aman dalam waktu dekat, namun peringatan tetap diperlukan.
Berdasarkan proyeksi Fire Danger Rating System (FDRS), beberapa daerah di bagian tengah dan timur Jambi terindikasi mudah terbakar pada 30 Juli hingga 5 Agustus.
“Kesiapsiagaan tetap penting. BMKG akan terus menyampaikan prakiraan untuk mendukung langkah mitigasi,” ujar Dwikorita.
Sebagai bentuk dukungan nyata, Menteri Hanif menyerahkan bantuan alat penanggulangan karhutla kepada Pemerintah Provinsi Jambi. Bantuan ini mencakup perangkat pemantauan dan alat pemadam berbasis komunitas.
Kunjungan ini menjadi bagian dari strategi nasional KLH/BPLH dalam memperkuat pengendalian karhutla, terutama di kawasan gambut yang rentan terhadap api. Menteri Hanif menegaskan bahwa Jambi memainkan peran kunci dalam keberhasilan pengendalian karhutla secara nasional. ***