Senin, 23 Juni 2025

Beruang Madu Dilepasliarkan ke Habitat Alami, BBKSDA Riau Imbau Warga Waspadai Konflik Satwa Liar

Latest

- Advertisement -spot_img

Kementerian Kehutanan melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau bersama Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo (Yayasan Arsari) berhasil melepasliarkan satu ekor beruang madu (Helarctos malayanus) jantan ke habitat alaminya di kawasan hutan konservasi, usai dievakuasi dari wilayah permukiman warga di Desa Makmur Sejahtera, Kecamatan Gunung Sahilan, Kabupaten Kampar, Riau.

Kepala BBKSDA Riau, Supartono, menjelaskan bahwa proses penanganan dimulai sejak Senin (19/5/2025), setelah pihaknya menerima laporan warga mengenai kemunculan satwa dilindungi tersebut pada Minggu malam.

“Tim kami langsung berkoordinasi dengan aparat desa dan disepakati untuk memasang kandang jebak di titik terakhir kemunculan beruang dengan melibatkan masyarakat setempat,” jelas Supartono dalam siaran resmi Kementerian Kehutanan, Senin (26/5/2025).

Pada Selasa (20/5), tim kembali ke lokasi dan menemukan bahwa umpan jebakan telah habis, namun pintu perangkap tidak tertutup.

Setelah dilakukan perbaikan pada mekanisme pemicu jebakan, upaya penangkapan akhirnya berhasil pada Rabu (21/5). Seekor beruang madu jantan tertangkap dalam kondisi sehat.

Beruang tersebut kemudian menjalani observasi awal sebelum diputuskan untuk dilepasliarkan kembali ke habitat konservasi di Provinsi Riau.

Supartono menegaskan bahwa pelepasliaran ini adalah bagian dari upaya konservasi dan perlindungan terhadap spesies yang dilindungi.

Selain proses evakuasi, tim BBKSDA juga melakukan edukasi kepada masyarakat sekitar untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi konflik dengan satwa liar.

Warga diimbau tidak beraktivitas sendiri di ladang pada pagi atau malam hari dan diingatkan untuk tidak melakukan tindakan anarkis terhadap satwa yang dilindungi.

“Kami tekankan bahwa membunuh atau melukai satwa dilindungi memiliki konsekuensi hukum. Jika ada konflik, masyarakat diminta segera melapor dan berkoordinasi dengan pihak BBKSDA,” tambah Supartono.

Kementerian Kehutanan menilai kolaborasi antara aparat pemerintah, lembaga konservasi, dan warga sangat penting dalam menjaga keberlanjutan populasi satwa liar serta menciptakan harmoni antara manusia dan alam. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles