Minggu, 24 November 2024

Danai Perlindungan Ekosistem Mangrove dan Padang Lamun, Indonesia Siapkan Coral Bond

Latest

- Advertisement -spot_img

Pemerintah Indonesia sedang menyiapkan untuk menerbitkan coral bond untuk mendanai upaya perlindungan dan pengelolaan ekosistem karbon biru, termasuk mangrove dan padang lamun.

Perlindungan ekosistem karbon biru (Blue Carbon) sangat penting karena memiliki peran penting dalam pengendalian perubahan iklim dan kehidupan masyarakat.

Direktur Utama Badan Pengelola Dana Lingkungan Hidup Joko Tri Haryanto menjelaskan bahwa ekosistem karbon biru punya banyak peran, termasuk perlindungan dari ekologi, perubahan iklim, dan menjadi lokasi mata pencaharian masyarakat.

“Oleh karena itu penting untuk mengeksplorasi sumber-sumber pembiayaan inovatif untuk mempertahankan ekosistem karbon biru,” katanya saat memberi pidato kunci secara daring pada diskusi panel bertajuk “Innovative Financing to Scaling Up Blue Financing” di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP29 UNFCCC di Baku, Azerbaijan, Sabtu, 16 November 2024.

Joko Tri menjelaskan peran penting ekosistem karbon biru, seperti mangrove, padang lamun, dan rawa-rawa. Ekosistem tersebut menyimpan karbon dalam jumlah yang sangat signifikan pada biomassa maupun di bawah permukaan. Besarnya simpanan karbon ini ini bisa lepas apabila terganggu aktivitas manusia.

“Selain keuntungan berupa mitigasi (perubahan) iklim, ekosistem karbon biru memberikan berbagai (keuntungan), seperti proteksi dari dampak perubahan iklim, habitat untuk perikanan, biodiversitas, serta penghidupan bagi jutaan orang di komunitas-komunitas pantai,” kata Joko Tri.

Lebih lanjut Joko Tri menjelaskan, Pemerintah Indonesia melakukan upaya untuk pengendalian perubahan iklim, sesuai dengan mandat Perjanjian Paris. Salah satunya adalah dengan membuat BPDLH pada 2019, sebagai mekanisme finansial yang inovatif, menggabungkan pengelolaan yang transparan dan akuntabel oleh publik dan swasta.

Direktur Penghimpunan dan Pengembangan Dana BPDLH Endah Tri Kurniawati menambahkan, BPDLH saat ini mengelola dana lingkungan dan iklim termasuk yang berasal dari internasional. Dana yang dikelola BPDLH saat ini mencapai Rp24,9 triliun. 

Lebih lanjut Endah menjelaskan, program pelestarian dan perlindungan karbon biru telah menjadi salah satu sasaran untuk dibiayai dari dana yang dikelola BPDLH.

Dalam kesempatan itu, Staf Ahli Menteri Kelautan dan Perikanan, Hendra Yusran Siri menyebutkan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan dan Bank Dunia bekerja sama untuk membuat Indonesia Coral Bond, sebuah instrumen finansial non-hutang bukan dari pemerintah.

Dia menjelaskan bahwa instrumen ini untuk membantu meningkatkan potensi ekosistem karbon biru, yang dinilai dapat berkontribusi lebih dibanding hutan tropis, terkait tindakan iklim.

Hendra menyebutkan bahwa Indonesia memiliki 3,4 juta hektare mangrove dan 1,8 juta hektare padang lamun, yang sangat potensial. Oleh karena itu, perlu sebuah langkah untuk memanfaatkan potensi tersebut secara benar.

“Jadi, Coral Bond ini untuk tahun depan. Kami akan meluncurkannya tahun depan, untuk lima tahun,” kata Hendra. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles