Sejumlah mahasiswa fakultas kehutanan dan lingkungan IPB serta perwakilan dosen dan mahasiswa dari lima universitas di Republik Korea (Korsel) mengunjungi Taman Nasional Gunung Merapi, Yogyakarta.
Mereka mempelajari upaya pemulihan ekosistem pasca erupsi dan bagaimana pengelolaan kawasan memanfaatkan berbagai potensi yang ada.
Rombongan field trip sempat melakukan diskusi di aula kantor Balai TNGM, Sleman Yogyakarta, Sabtu 24 Juni 2023.
Dalam kesempatan ini, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Pairah, menyampaikan inilah saatnya memperkenalkan konservasi alam di Indonesia, terutama yang ada di TNGM dengan segala keanekaragaman hayatinya kepada Indonesia dan dunia.
“Harapan kami, rombongan dapat mengenal lebih lanjut pengelolaan di TNGM dengan langsung ke lapangan,” ungkap Pairah.
Dalam kesempatan tersebut dipaparkan tentang metode penilaian efektifitas pengelolaannya, serta hubungan kelembagaan Balai TNGM dengan Kesultanan Ngayogyakarta. Paparan ini menjadi bahan diskusi yang lebih dinamis.
Kemudian rombongan melanjutkan kunjungan ke Kalikuning Park, untuk lebih mengenal pengelolaan TNGM lebih dekat.
Dalam kesempatan itu rombongan mendapat informasi tentang pemulihan ekosistem, penanaman pasca erupsi serta monitoring suksesi primer dan sekunder.
Paparan ini pun menjadi diskusi yang dinamis tentang monitoring plot permanen, pertumbuhan dan kematian tumbuhan endemic Acacia decurens, serta forest healing.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Balai TNGM, Muhammad Wahyudi menyampaikan ucapan terima kasih kepada Fakultas Kehutanan dan Lingkungan Institut Pertanian Bogor (IPB), yang telah memilih TNGM sebagai tempat Kunjungan lapangan bagi lima Universitas di Korea.
- Ajukan Konsep Multiusaha Kehutanan Kekinian, Mahasiswa IPB Juara Lomba Karya Tulis APHI
- Mahasiswa Kehutanan UGM Beri Rekomendasi Aksi Iklim ke KLHK, Salah Satunya Harga Karbon
“Kunjungan tersebut menjadi salah satu bukti, bahwa TNGM sebagai salah satu laboratorium alam, tidak akan pernah habis dikaji dan dipelajari karena mempunyai potensi yang luar biasa termasuk potensi Bioprospeksi nya,” tutup Wahyudi. ***