Kebijakan relaksasi fiskal yang telah diluncurkan sejak tahun 2020 diklaim menjadi salah satu alasan tumbuhnya usaha kehutanan meski saat ini ada pandemi Covid-19.
Berkat relaksasi fiskal, pada kuartal ketiga tahun 2021 usaha kehutanan memberikan pertumbuhan sebesar 0,17%, sehingga memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional triwulan ketiga sebesar 3,51%.
Angka tersebut diharapkan akan semakin meningkat hingga akhir kuartal keempat tahun 2021.
Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Justianto menyatakan secara umum kinerja usaha sektor kehutanan terhadap perekonomian nasional di masa pandemi COVID-19 menunjukkan tren yang positif.
“Hal tersebut terlihat dari nilai ekspor produk industri kehutanan pada kuartal ketiga tahun 2021 yang tumbuh sebesar 20,55% dan pada kuartal keempat tahun 2021 meningkat 25,37% dibandingkan 2020,” katanya saat Refleksi Akhir Tahun 2021 di Jakarta, Sabtu 18 Desember 2021.
Data KLHK mencatat, nilai ekspor produk industri kehutanan pada kuartal keempat tahun ini sebesar 13,8 miliar dolar AS berbanding dengan 11,04 miliar dolar AS pada periode yang sama tahun 2020.
Untuk Nilai Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), pada kuartal ketiga tahun 2021 juga tumbuh sebesar 19,75% dan pada kuartal keempat tahun 2021 meningkat 7,76% atau mencapai Rp2,54 trilyun dan diharapkan hingga akhir kuartal keempat tahun 2021, pertumbuhannya dapat mencapai 10%.
Sementara untuk produksi kayu bulat, pada kuartal ketiga tahun 2021 tumbuh sebesar 5,98% dan pada kuartal keempat tahun 2021 mencapai 51,81 juta m3 dan pada akhir periode kuartal keempat tahun 2021 diyakini akan tetap tumbuh, terutama produksi kayu bulat yang berasal dari hutan tanaman.
Untuk produksi kayu olahan, pada kuartal ketiga tahun 2021 tumbuh 3,91% dan pada kuartal keempat tahun 2021 sebesar 43,5 Juta m3.
Selain itu, produksi hasil hutan bukan kayu, pada kuartal ketiga tahun 2021 tumbuh 1,04 % dan pada kuartal keempat tahun 2021 sebesar 513 ribu ton, pada akhir periode keempat tahun 2021, diyakini masih akan tumbuh lebih dari 1% dibanding periode keempat tahun 2020. ***