Jumat, 26 Juli 2024

Pengelolaan Hutan Lestari PBPH Pilar Penting Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca

Latest

- Advertisement -spot_img

Pengelolaan hutan lestari yang dilakukan oleh perusahaan pemegang Perizinan Berusaha Pemanfaatan Hutan (PBPH) menjadi pilar penting untuk pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) untuk pengendalian perubahan iklim.

“Pengelolaan hutan lestari adalah keniscayaan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan lingkungan,” kata Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto saat membuka diskusi panel bertajuk ‘Towards 2030 Sustainable Forest Management Commitments’ di Paviliun Indonesia pada Konferensi Perubahan Iklim COP28 UNFCCC di Dubai, Uni Emirat Arab, Senin, 4 Desember, 2023.

Salah satu strategi mencapai pengelolaan hutan lestari adalah mendorong rekonfigurasi bisnis kehutanan untuk menerapkan konsep Multi Usaha Kehutanan (MUK) yang tidak hanya terfokus pada pada pemanfaatan kayu.

_________

Agus mengatakan dengan MUK, PBPH bisa mengembangkan pemanfaatan kawasan, pemanfaatan hasil hutan bukan kayu, ekowisata, atau jasa lingkungan untuk kemaslahatan yang lebih besar pada hutan.

Agus melanjutkan, melalui pengelolaan hutan lestari target untuk mencapai FOLU Net Sink pada tahun 2030 bisa tercapai sebagai mitigasi perubahan iklim.

Agenda FOLU Net Sink 2030 menargetkan untuk mencapai tingkat penyerapan GRK yang lebih tinggi atau setidaknya sama dengan emisinya pada sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (Forestry and Other Land Use/FOLU).

“Saya optimis, melalui kolaborasi semua pihak, target FOLU Net Sink tersebut bisa tercapai,” katanya.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo mengungkapkan saat ini ada sekitar 600 unit PBPH di Indonesia yang mengelola kawasan hutan produksi seluas 30 juta hektare.

Kontribusi pemanfaatan kayu pada ekspor cukup besar. Pada tahun 2022 lalu nilainya mencapai 14,43 miliar dolar AS.

“Ke depan hilirisasi produk hasil hutan akan semakin luas seiring dengan implementasi MUK pada produk-produk dengan nilai tambah,” katanya.

Indroyono mengatakan telah banyak inovasi produk hasil hutan yang dilakukan oleh PBPH anggota APHI. Misalnya, pemanfaatan serat kayu dari hutan tanaman untuk masker.

Serat kayu juga dimanfaatkan untuk pembuatan rayon, bahan tekstil ramah lingkungan berkualitas tinggi seperti yang dilakukan oleh April Group.

Direktur Utama PT Riau Andalan Pulp and Paper, unit operasional APRIL Group Sihol Aritonang menegaskan komitmen pihaknya mendukung pengelolaan hutan lestari untuk pengendalian perubahan iklim.

“Kami menerapkan prinsip keberlanjutan, efisiensi, tanggung jawab, dan keunggulan dalam operasional kami, mulai dari produksi di hutan tanaman, proses produksi hingga produk akhir,” kata Sihol.

Sihol melanjutkan, penyempurnaan berkelanjutan terus dilakukan April Group dengan berinvestasi pada sumber daya manusia, ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi. ***

More Articles