Kecerdasan Artifisial atau Artifical Intelligence (AI) berkembang sangat pesat belakangan ini dan telah merambah pada kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia.
Tidak terasa, AI telah diterapkan dalam kehidupan sehari hari, dari kegiatan transaksi perbankan, jual-beli secara daring , deteksi virus Covid-19, kegiatan pertanian pintar, kegiatan kelautan pintar, penanggulangan bencana dan masih banyak lagi.
Menurut Ketua Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Artifisial Indonesia (KORIKA) yang juga Ketua Komite AI Center for Technology & Innovation Studies (CTIS), Profesor Hammam Reza, di Jakarta, Selasa 18 Juli 2023, perkembangan AI di Indonesia dilaksanakan oleh Quad-Helix, melibatkan pihak akademisi, bisnis, komunitas, dan Pemerintah.
Tercatat, saat ini ada 11 Lembaga Litbang Pemerintah, 11 Universitas, 6 Komunitas dan 9 Industri yang sudah terjun dalam pengembangan Artificial Intelligence (AI) di Indonesia.
Apalagi dengan munculnya teknologi AI Chatbot yang bergerak sangat cepat diakhir triwulan IV, Tahun 2022 lalu, seperti Chat GPT4, LiaMA, LaMDA dan Megatron Turing.
Terkait dengan perkembangan AI dan dalam rangka menyambut Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, 10-12 Agustus 2023, yaitu memperingati terbang perdananya pesawat N-250 Gatotkoco karya putra-putri Indonesia, pada 10 Agustus 1995 lalu (Keppres No.71/Th.1995), maka KORIKA didukung CTIS akan menggelar Artifical Intelligence Innovation Summit 2023 (AIIS 2023) bertempat di Jakarta International Expo.
AIIS 2023 mengambil tema “Democratizing Artificial Intelligence For All” akan membahas penerapan AI pada bidang kesehatan, reformasi birokrasi, pendidikan dan riset, ketahanan pangan, Smart Mobility & Smart City.
Topik -topik menarik di bidang kesehatan, misalnya yang berkaitan dengan diagnosa kesehatan, data farmasi, data X-ray, data CT-Scan dan beragam peralatan kesehatan yang sudah memanfaatkan AI didalamnya.
Di bidang pertanian, sudah mulai diterapkan SMART Agriculture, dari metoda pembibitan, penanaman, pemupukan hingga pemanenan yang kesemuanya sudah menggunakan teknologi AI.
Hal ini juga tampak di bidang kelautan dan perikanan, dari penentuan lokasi kumpulan ikan di laut dari satelit, metoda penangkapan ikan hingga metoda budidaya perikanan yang kesemuanya telah mulai memanfaatkan AI.
Memang teknologi AI juga memiliki dampak negatif, terbukti dengan adanya petisi yang ditanda-tangani 20.000 pegiat pengembangan AI, yang menyatakan agar pengembangan Generative AI dapat dihentikan dahulu selama 6 bulan. Hal ini agar pengembangan teknologi AI dilaksanakan dengan mempertimbangkan risiko yang ditimbulkan, sehingga AI dapat terkelola dengan baik serta memunculkan dampak yang positif.
“Inilah yang akan kita bahas pula pada AIIS 2023 nanti, karena bagaimanapun dampak teknologi AI lebih banyak positifnya daripada aspek negatif-nya,” demikan ditegaskan Professor Bambang Riyanto Trilaksono, anggota Dewan Pengarah AIIS 2023, yang juga Guru Besar ITB-Bandung.
Hal ini tidak lepas dari munculnya teknologi deep learning yang memungkinkan dibuatnya algoritma AI dengan kemampuan membuat analisis, laju (trend) dan kesimpulan untuk pengambilan kebijakan dari mega-data yang dihimpun, baik data angka, data verbal, data gambar, data spatial, data suara dan data video.
Aplikasi ini menarik, misalnya, untuk membuat beragam analisis terhadap data digital yang terhimpun, juga hasil survey dan polling, menuju Pemilu 2024.
Algoritma AI untuk Deep Learning ini dapat “dilatih” secara terus-menerus dengan masukan beragam data dan informasi yang semakin banyak dan semakin rinci, sehingga kebijakan yang diambil dapat mendekati tingkat ketepatan diatas 90%.
- Sumitomo Forestry-IHI Corporation Perkenalkan NeXT Forest, Kolaborasi Pengelolaan Gambut dan Pemanfaatan Teknologi Satelit
- Mahasiswa IPB Gelar Forest Product Spectacular, Kenali Pengembangan Produk Kayu
Namun aspek negatif, algoritma AI Deep Learning ini adalah bisa dibuatnya kebijakan atau video serta gambar yang deep fake. Hal-hal seperti inilah yang nanti akan dibahas bersama sama saat AIIS 2023.
Ketua CTIS, Wendy Aritenang, menyambut baik kerjasama KORIKA dan CTIS dalam kegiatan AIIS 2023, karena ini akan membuka pengetahuan masyarakat tentang teknologi AI menjadi lebih luas.
Apalagi, pada AIIS 2023 akan digelar pula ‘Kompetisi Dunia Kreatif dengan Generative AI’, yang akan memunculkan talenta talenta muda Indonesia yang terjun membangun Negeri melalui Teknologi AI. ***