Pemerintah saat ini sedang menyiapkan agar kredit karbon dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan (forestry and other land uses/FOLU) dapat diperdagangkan di pasar karbon.
Dalam konferensi pers usai peluncuran perdagangan karbon internasional di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (21/1/2025), Menhut Raja Juli Antoni mengatakan bahwa perdagangan karbon internasional merupakan momentum penting dalam implementasi nilai ekonomi karbon (NEK), termasuk untuk mengembangkan potensinya di sektor FOLU.
“Kami di internal Kementerian Kehutanan sedang menyiapkan skema yang mudah-mudahan akan menimbulkan gairah bagi pasar karbon. Berbagai macam mekanisme sudah kami siapkan,” jelasnya.
“Mudah-mudahan dalam waktu yang tidak terlalu lama sektor FOLU akan bisa juga kita launching di tempat ini,” tambahnya.
Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendali Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan, sektor kehutanan memiliki potensi yang sangat besar dalam perdagangan karbon internasional.
Menteri Hanif menjelaskan bahwa sesuai dokumen Nationally Determined Contribution (NDC), Indonesia berkomitmen untuk melakukan pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dari lima sektor.
Kelima sektor itu adalah Energi, Kehutanan, Pertanian, Limbah, serta Industri proses dan penggunaan produk (IPPU).
“Berdasarkan dokumen NDC dengan baseline tahun 2019, Indonesia berhasil menurunkan emisi GRK sebesar 100-150 juta ton CO2e,” kata Menteri Hanif.
Lebih lanjut dijelaskan bahwa untuk masuk ke pasar karbon, maka capaian penurunan emisi tersebut perlu diubah menjadi unit-unit karbon yang dapat diperdagangkan. Untuk itu diperlukan upaya sistematis untuk merealisasikannya, salah satunya dengan menyelesaikan roadmap perdagangan karbon.
Menteri Hanif mengatakan, dari kelima sektor dalam NDC, sektor kehutanan adalah yang paling siap karena sudah menyiapkan Roadmap Perdagangan Karbon. Dia berharap, dalam waktu dekat perdagangan karbon dari sektor kehutanan bisa segera terealisasi.
“Harga (unit karbonnya) premium karena ada nilai-nilai biodiversity yang tidak dimiliki sektor lain,” katanya. ***