Sabtu, 5 Oktober 2024

Kolaborasi Negara Pemilik Hutan Tropis Tentukan Capaian Mitigasi Perubahan Iklim

Latest

- Advertisement -spot_img

Kolaborasi diantara Negara-negara pemilik hutan tropis sangat penting untuk mendukung pengelolaan berkelanjutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan mitigasi perubahan iklim.

Plt Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Agus Justianto saat Roundtable Meeting on Tropical Forest for Climate Action di Nusa Dua, Bali mengatakan hutan tropis memiliki karakteristik yang unik dan spesifik.

Menurut dia, Negara-negara yang tergabung dalam Kemitraan Tropical Forest for Climate Action bisa berkolaborasi untuk menyelaraskan kerja-kerja setiap negara untuk mendukung pengelolaan hutan dan konservasi.

“Setiap Negara anggota juga membangun kemitraan strategis satu dengan lainnya, dan mendapat manfaat dari keahlian yang dimiliki,” kata Agus, Kamis, 23 Mei 2024.

_________

Kemitraan Tropical Forest for Climate Action merupakan inisiatif yang digagas Indonesia, Brazil, and Republik Demokratik Kongo dengan tujuan untuk pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) dengan menjaga dan merestorasi hutan tropis.

Ketiga Negara berbagi pengetahuan dan praktik terbaik pengelolaan hutan, bekerja sama untuk meningkatkan manfaat hutan tropis yang dimiliki demi memastikan diperolehnya kemaslahatan bagi lingkungan dan masyarakat.

Agus mengajak Negara-negara pemilik hutan tropis lain untuk bergabung dalam kemitraan ini. Menurut dia, tidak ada yang hidup sendirian di bumi ini. Perlu teman untuk bertindak berdasarkan rencana dan merencanakan tindakan.

“Dengan bekerja sama, akan ada kesempatan yang lebih besar untuk berbagi pengetahuan, perangkat, dan solusi untuk memecahkan tantangan yang dihadapi,” katanya.

Pada kesempatan itu, Agus menjelaskan Indonesia berkomitmen untuk mengurangi emisi GRK 31,89% pada tahun 2030 berdasarkan skenario business-as-usual (BAU) dengan upaya sendiri, dan bisa mencapai 43,2% dengan dukungan internasional. Sebesar 17,2% dari target 31,89% akan dicapai dari dukungan sektor kehutanan.

Menurut Agus, Indonesia yakin, sektor kehutanan dan penggunaan lahan lain (Forestry and Other Land Use/FOLU) bisa berperan sangta signifikan sebagai pilar utama pencapaian target NDC.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, Indonesia akan mencapai FOLU Net Sink pada 2030, yaitu sebuah kondisi dimana tingkat penyerapan GRK lebih tinggi dibanding emisinya. ****

- Advertisement -spot_img

More Articles