Kinerja sektor kehutanan kehutanan Indonesia masih menunjukkan tren peningkatan sampai Februari 2022 jika dibandingkan dengan capaian tahun lalu (YoY).
Di hulu tren positif masih terjadi dengan adanya kenaikan produksi hasil hutan kayu. Sementara di hilir, tren kenaikan nilai ekspor juga masih terjadi.
Situasi global terkait krisis Rusia-Ukraina bisa berdampak pada kinerja ekspor salah satu komoditas andalan itu ke depan.
Kinerja positif sektor kehutanan Indonesia tercermin dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diolah Forum Komunikasi Masyarakat Perhutanan Indonesia (FKMPI), Senin 7 Maret 2022.
Di hulu, produksi kayu hutan alam pada Februari tercatat 486.434 m3, naik 22,3% dibandingkan catatan tahun 2021 yang sebanyak 397.663 m3.
Untuk kayu hutan tanaman, produksi pada Februari 2022 tercatat sebanyak 7,06 juta m3 naik 5,9% dibandingkan produksi periode yang sama tahun lalu yang sebesar 6,67 juta m3.
Sedangkan untuk produksi kayu dari areal Perum Perhutani, pada Februari 2022 produksi sebanyak 155.084 m3 naik 66,6% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebanyak 93.090 m3.
Di hilir, nilai ekspor produk industri kehutanan mencapai 2,4 miliar dolar AS pada Februari 2022. Naik sebesar 23,1% dibandingkan dengan catatan pada Februari 2021 yang sebesar 1,9 miliar dolar AS.
Tiga kontributor terbesar pada ekspor Februari 2022 adalah kertas dengan (670,4 juta dolar AS), lalu panel kayu (592,3 juta dolar AS) dan pulp (521.481 juta dolar AS).
Tren positif ekspor produk industri kehutanan pada Februari 2022 didukung oleh positifnya ekspor di negara-negara tujuan utama.
Ekspor ke China tercatat sebesar 517,7 juta dolar AS atau naik sebesar 3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ke Jepang 254,3 juta dolar AS (naik 25%) dan ke Amerika Serikat sebesar 488,8 juta dolar AS (naik 50%).
Eksor juga tercatat mengalami tren meningkat di pasar Uni Eropa dan Inggris dimana pada Februari 2022 tercatat 210,3 juta dolar AS naik 26,3% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 166,5 juta dolar AS.
Yang perlu diperhatikan adalah gejala penurunan jika kinerja ekspor dibandingkan secara per bulan (month to month).
Pada Desember 2021 ekspor produk kayu Indonesia tercatat sebesar 1,3 miliar dolar AS, lalu turun pada Januari 2022 menjadi sebesar 1,23 miliar dolar AS, dan kembali turun pada Februari 2022 menjadi 1,17 miliar dolar AS.
Hal itu ikut dipengaruhi oleh adanya kelangkaan kontainer dan kelangkaan kapal peti kemas membuat biaya logistik meningkat.
BPS sudah menyatakan turunnya ekspor pada awal tahun juga merupakan pola musiman yang terjadi pada hampir semua komoditas unggulan Indonesia.
Di sisi lain, konflik yang terjadi antara Rusia-Ukraina juga bisa mempengaruhi ekspor Indonesia ke depan.
Duta Besar Indonesia untuk Belgia merangkap Luxemburg dan Uni Eropa Andri Hadi mengungkapkan konflik Rusia-Ukraina telah menaikkan harga gas yang berarti banyak negara butuh bahan bakar alternatif.
Di Eropa, sejumlah Negara masih memanfaatkan biomassa kayu sebagai bahan bakar.
Di sisi lain, Rusia juga telah mengumumkan untuk menghentikan ekspor kayu gelondongan yang akan membuat banyak industri pengolahan kayu di UE kesulitan bahan baku.
“Berkurangnya pasokan kayu dari Rusia menjadi peluang untuk diisi produk kayu Indonesia,” katanya saat beraudiensi dengan FKMPI secara daring, Jumat 25 Februari 2022.***