Jumat, 4 Juli 2025

Kemenhut dan Basarnas Evaluasi Prosedur Keselamatan di Kawasan Konservasi

Latest

- Advertisement -spot_img

Kementerian Kehutanan bersama Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) memperkuat koordinasi untuk meningkatkan standar keselamatan di kawasan konservasi, termasuk jalur pendakian gunung.

Evaluasi prosedur ini dilakukan guna menjamin keamanan pengunjung serta mencegah insiden di lokasi-lokasi berisiko tinggi.

Dalam pertemuan resmi yang digelar di Kantor Pusat Basarnas, Jakarta, Senin (30/6/2025), Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni bertemu langsung dengan Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Mohammad Syafii.

Keduanya sepakat untuk menyempurnakan prosedur tanggap darurat dan memperluas cakupan pengamanan di seluruh taman nasional dan kawasan konservasi.

“Kawasan konservasi bukan hanya ruang pelestarian, tapi juga ruang publik yang harus aman untuk dikunjungi. Keselamatan harus menjadi prinsip utama,” ujar Menteri Raja Juli dalam konferensi pers usai pertemuan.

Rencana peningkatan yang dibahas meliputi pemasangan papan peringatan di area rawan, penambahan pos pengamanan, serta pemanfaatan teknologi seperti RFID dan Emergency Locator Transmitter (ELT) untuk membantu pencarian korban dalam kondisi darurat.

Insiden yang menimpa pendaki asal Brasil di Gunung Rinjani menjadi titik refleksi atas pentingnya prosedur keselamatan yang lebih komprehensif.

Meskipun evakuasi telah dilakukan secara maksimal, kejadian tersebut mendorong adanya pembenahan sistemik di lapangan.

Kemenhut juga akan mendorong sertifikasi bagi pemandu wisata dan menerapkan sistem klasifikasi tingkat risiko jalur pendakian agar calon pendaki bisa menyesuaikan dengan kemampuan dan pengalaman mereka.

Untuk memperkuat sinergi antarlembaga, kedua pihak menyepakati penyusunan MoU dan Perjanjian Kerja Sama dalam penanganan keadaan darurat di kawasan konservasi.

Program edukasi dan pelatihan untuk masyarakat juga akan digalakkan, terutama bagi komunitas lokal dan porter gunung yang berperan penting dalam sistem tanggap darurat.

“Kami akan siapkan masyarakat dan relawan di sekitar kawasan konservasi sebagai potensi SAR yang tangguh,” tegas Kepala Basarnas Mohammad Syafii.

Langkah ini menjadi bagian dari upaya Kemenhut dan Basarnas membangun sistem keselamatan yang adaptif dan responsif terhadap meningkatnya aktivitas wisata alam di Indonesia. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles