Senin, 22 Desember 2025

APP Group Perkuat Pendekatan Kolaboratif dalam Restorasi Hutan Tropis di COP30

Latest

- Advertisement -spot_img

Upaya Indonesia dalam memperkuat restorasi hutan tropis serta memperluas kemitraan lintas negara menjadi sorotan pada Konferensi Perubahan Iklim Perserikatan Bangsa-Bangsa ke-30 (COP30). Dalam sesi dialog khusus mengenai peluncuran Tropical Forests Forever Facility (TFFF), para perwakilan dari pemerintah, organisasi internasional, sektor energi, masyarakat sipil, dan sektor swasta membahas pentingnya pembiayaan kolaboratif serta kerja sama global untuk mendukung restorasi bentang alam hutan jangka panjang dan ketahanan iklim.

Dalam sejumlah sesi sebelumnya di COP30, APP Group menekankan peran penting kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, lembaga internasional, organisasi masyarakat sipil, dan komunitas lokal dalam menjaga keberlanjutan ekosistem hutan tropis. Pendekatan kolaboratif tersebut sejalan dengan target Indonesia untuk mencapai FOLU Net Sink 2030 serta mendukung arah kebijakan Second Nationally Determined Contribution (NDC) periode 2031–2035.

Dalam pidato utamanya, Nani Hendiarti, Deputi Menteri Koordinator Bidang Aksesibilitas dan Ketahanan Pangan, menekankan bahwa solusi berbasis masyarakat merupakan fondasi utama keberhasilan upaya restorasi. Ia menjelaskan bahwa Pemerintah Indonesia bersama Uni Emirat Arab tengah menyiapkan inisiatif baru, yaitu Nature and Climate Partnership, yang mencakup restorasi hutan, konservasi keanekaragaman hayati, dan proyek percontohan Public-Private-Community Partnership (PPCP).

“Kami sedang mengembangkan kerangka tata kelola yurisdiksi yang mengintegrasikan penetapan harga karbon, tata kelola inklusif, dan program perhutanan sosial, yang didukung oleh mekanisme pembiayaan inovatif untuk mempercepat investasi restorasi,” ujarnya. Nani juga menegaskan bahwa perlindungan hutan bukan hanya tentang menanam pohon, tetapi juga melindungi masyarakat yang hidup selaras dengan hutan.

Fokus utama diskusi adalah peluncuran Tropical Forests Forever Facility (TFFF) di Paviliun Indonesia pada 14 November. Inisiatif ini bertujuan memperkuat pembiayaan konservasi dan restorasi hutan tropis sekaligus memperluas kerja sama antarnegara yang memiliki kawasan hutan tropis signifikan.

Sesi bertajuk “Nature and Climate Action: Conserving Tropical Forests for Ecosystem Services and Climate” ini menghadirkan para pembicara berikut:

  • Nani Hendiarti – Deputi Menteri Koordinator Bidang Aksesibilitas dan Ketahanan Pangan, Indonesia
  • Mohammed Saeed Sultan Al Nuaimi – Asisten Wakil Menteri, Kementerian Perubahan Iklim dan Lingkungan, Uni Emirat Arab
  • Elim Sritaba – Chief Sustainability Officer, APP Group
  • Andre Aquino – Kepala Kantor Urusan Ekonomi dan Lingkungan, Kementerian Lingkungan dan Perubahan Iklim, Brasil
  • Wenny Irawan – Senior Vice President HSSE, PT Pertamina (Persero)
  • Annisa Ayu Soraya – Vice President Riset dan Pengembangan Produk, PT ID Survey (Persero)
  • Catherine Diam-Valla – Spesialis Teknis Perubahan Iklim, UNDP

Forum tersebut menegaskan tanggung jawab bersama Indonesia dan Brasil sebagai dua negara dengan hutan tropis terbesar di dunia, serta pentingnya memperkuat model kemitraan inklusif dan jangka panjang untuk restorasi.

“Peran kepemimpinan Brasil dalam meluncurkan Tropical Forests Forever Facility merupakan langkah signifikan dalam memperkuat pembiayaan dan kolaborasi untuk perlindungan hutan tropis skala besar,” ujar Elim Sritaba, Chief Sustainability Officer APP Group.

“Inisiatif ini menunjukkan bahwa aksi iklim yang efektif memerlukan pembiayaan terkoordinasi, kemitraan inklusif, dan komitmen bersama untuk praktik pemanfaatan lahan berkelanjutan. Kami percaya momentum yang dihasilkan Brasil dapat menginspirasi kerangka kolaboratif serupa di Indonesia, memperkuat program restorasi, dan menghasilkan manfaat lingkungan serta sosial jangka panjang,” tambahnya.

Andre Aquino, Kepala Kantor Urusan Ekonomi dan Lingkungan di Kementerian Lingkungan dan Perubahan Iklim Brasil, menekankan pentingnya inovasi pembiayaan untuk konservasi jangka panjang.

“Kita berbicara tentang hutan dan sumber pembiayaan baru untuk menggerakkan pendanaan jangka panjang bagi konservasi hutan tropis. Kita membutuhkan arus pendanaan yang dapat diprediksi, berkelanjutan, dan berbasis kinerja dalam skala yang mampu menciptakan perubahan nyata. Peluncuran TFFF adalah langkah besar ke depan, tetapi masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, dan kami berharap semua negara dapat terlibat dan berkontribusi pada keberhasilannya,” ujar Aquino.

Melalui keterlibatannya di COP30, APP Group kembali menegaskan komitmen jangka panjangnya dalam restorasi hutan melalui program Regenesis, termasuk alokasi dana sebesar US$30 juta per tahun selama satu dekade untuk mendukung restorasi bentang alam, konservasi keanekaragaman hayati, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat di wilayah operasionalnya.
***

- Advertisement -spot_img

More Articles