Kamis, 14 November 2024

APHI Siap Dukung Penghijauan di Areal Eks Tambang dan PBPH di Babel Melalui Multi Usaha Kehutanan

Latest

- Advertisement -spot_img

Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) mendukung kegiatan penghijauan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel).

Provinsi ‘Laskar Pelangi’ itu menghadapi kenyataan banyaknya lubang-lubang eks tambang bijih timah yang perlu direhabilitasi.

Untuk mempercepat rehabilitasi lubang eks tambang timbah, pemerintah Provinsi Babel mencanangkan “Gerakan Hijau Biru Babelku” di kawasan Bandara Depati Amir Pangkalpinang, Senin 20 Juni 2022. Pencanangan turut dihadiri oleh Ketua DPR Puan Maharani

“Saya mengapresiasi gerakan yang dilakukan untuk menghijau birukan Babel ini,” kata Puan

Ia cukup terkejut melihat banyaknya lobang bekas tambang timah di pusat Kota Pangkalpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ini.

“Saya waktu di pesawat melihat banyaknya lobang bekas tambang. Saya surprise dekat kota deket air port tapi situasinya parah. biasanya lokasi tambang ini agak pinggir,” katanya.

Puan mengingatkan meski pemanfaatan mineral tambang dibutuhkan untuk kepentingan ekonomi, namun tetap harus mempertimbangkan masalah lingkungan hidup dan kesehatan.

“Jangan habis manis sepah dibuang, jangan hanya mengeruk mengambil manfaat sumber daya alam tapi lupa memperbaiki alam tersebut. Apalagi 50 persen wilayah Babel merupakan tambang dan sebesar 21 persen merupakan tambang ilegal,” katanya.

Menurutnya hal ini perlu edukasi dan komitmen bersama serta gotong royong untuk menyelamatkan masa depan Babel. Dimana sumber daya alam digunakan untuk kepentingan rakyat bangsa dan negara.

“Saya apresiasi Pj Gubernur Babel dengan gerakan penghijauan di Babel. Pemerintah harus bisa turun tangan langsung. Ini masalah serius yang enggak bisa diselesaikan Pemerintah daerah saja tetapi harus didukung pemerintah pusat. Ini jangan seperti kembang api yang meriah di awal abis itu enggak ada lagi,” katanya.

Sementara itu Pj Gubernur Babel Ridwan Djamaluddin mengajak semua pihak, termasuk dunia usaha untuk menjaga kelestarian alam.

“Untuk menjaga lingkungan di Babel kembali hijau, tentu bukan tanggung jawab pemerintah daerah saja, tetapi tanggung jawab semua elemen masyarakat,” ujarnya.

Ridwan berharap gerakan yang dicanangkan bisa dilanjutkan oleh Gubernur babel selanjutnya.

Saat ini, dengan luas daratan Babel 1,6 juta hektar hektar, 57,2 persennya adalah izin usaha pertambangan (IUP).

“Sektor pertambangan masih menjadi tulang punggung kita, Untuk itulah kita dengan penuh kesadaran memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada, namun tetap kita menjaga lingkungan demi kemasalahatan generasi penerus yang akan datang,” kata Ridwan.

Sementara itu Ketua Komite Aset, Keuangan, dan Usaha APHI Endro Siswoko mengatakan  pihaknya mendukung upaya Pemprov Babel untuk merehabilitasi lahan eks tambang.

Gerakan ini bahkan akan dijadikan momentum untuk menghijaukan kembali areal kerja PBPH dengan mengaktifkan kegiatan operasional PBPH melalui melalui multi usaha dengan penanaman kayu, Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK) maupun Jasa Lingkungan secara berdampingan.

Sebagai bentuk dukungan program ‘Transisi Energi”, APHI di Babel juga mendorong anggotanya untuk terlibat aktif.

“Salah satu caranya dengan menjajaki pembangunan hutan tanaman energi (HTE),” kata dia.

HTE akan menghasilkan biomassa kayu yang bisa dimanfatkan untuk bahan bakar ramah lingkungan pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Pembangunan HTE di lahan eks tambang timah bisa dilakukan dengan skema multi usaha kehutanan dan akan menjadikan kegiatan rehabilitasi berjalan secara berkelanjutan. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles