Selasa, 19 November 2024

APHI Fasilitasi Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa, Teknologi Finlandia Dilirik

Latest

- Advertisement -spot_img

Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) terus membuka jalan untuk pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Biomassa.

Selain untuk menghasilkan listrik dari energi terbarukan, pemanfaatan biomassa untuk sumber energi juga akan mendorong pengembangan hutan tanaman.

Ketua Umum APHI Indroyono Soesilo mengatakan akan segera menjadwalkan pertemuan multi pihak yang melibatkan anggota APHI, perusahaan pembangkit listrik, dan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi.

“Kita rancang pilot project untuk pengembangan pembangkit listrik berbasis biomassa,” kata Indroyono saat menutup pertemuan yang diselenggarakan APHI dan Konselor Kedutaan Besar Finlandia di Jakarta, Nina Jacoby, secara daring, Jumat 22 Juli Mei 2022.

Hadir dalam pertemuan tersebut anggota APHI, perusahaan pembangkit listrik, dan perusahaan teknologi asal Finlandia, Valmet Corp.

Valmet memiliki pengalaman lebih dari 150 tahun di industri pembangkitan listrik dan telah membangun sejumlah pembangkit listrik tenaga biomassa di 33 Negara.

Di Indonesia, Valmet telah membangun setidaknya 18 unit pembangkit listrik berbasis biomassa. Diantara yang sudah memanfaatkan adalah PT Cikarang Listrindo Tbk, dan industri pulp dan kertas seperti APP Sinar Mas dan RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper) APRIL Group.

Rushikesh Dikule, Business Development Manager, Valmet Corp Finlandia mengatakan Indonesia memiliki potensi besar untuk memanfatkan biomassa sebagai sumber energi terbarukan.

“Bahkan jika dibanding dengan panas bumi, potensi energi biomassa Indonesia lebih besar dan efisien. Karena pembangkit biomassa bisa dibangun dimana saja, sementara panas bumi hanya di tempat tertentu,” katanya.

Dia menjelaskan Valmet memiliki banyak teknologi untuk pemanfaatan biomassa. Diantaranya adalah Multi Fuel Power Plant. Yang berarti pembangkit bisa menggunakan beragam bahan bakar, apakah akan menggunakan batubara, co firing dengan biomassa atau sepenuhnya biomassa.

“Perubahan bahan bakar bisa langsung dilakukan tanpa harus mengubah boiler,” katanya.

Teknologi ini sudah dimanfaatkan oleh RAPP di Pangkalan Kerinci sejak tahun 2006 dimana pembangkit bisa menghasilkan listrik 520 MW.

Valmet juga menyediakan teknologi untuk mengkonversi PLTU Batubara agar bisa co firing dengan biomassa cukup dengan mengganti boiler sehingga sangat efisien.

“Teknologi ini sesuai jika ada rencana mengalihkan penggunaan batubara. Karena pembangkit lama masih tetap bisa dioptimalkan,” kata Rushikesh

Teknologi konversi ini yang dimanfaatkan oleh PT Cikarang Listrindo yang mengubah 20% dari kapasitas pembangkit setara dengan 28 MW menjadi menggunakan biomassa.

Ada juga teknologi gasifikasi biomassa seperti yang dimanfaatkan oleh APP SInar Mas.

Teknologi lain yang disediakan Valmet adalah pembangkit listrik biomassa yang bisa menggantikan pembangkit listri disel. Teknologi ini bisa memanfaatkan jaringan (grid) yang sudah ada sehingga tidak perlu membangun pembangkit dari nol.

Dian Novarina, Deputy Director of Sustainability & Stakeholder Engagement Grup APRIL mengungkapkan, saat ini 80% bahan bakar yang dimanfaaatkan untuk pembangkitan listrik di RAPP berasal dari biomassa.

“Ada black liquor, kulit kayu, dan batang sawit,” katanya. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles