Indonesia memaparkan capaian pengelolaan hutan pada pertemuan United Nations Forum on Forest (UNFF) ke-19 yang berlangsung di Kantor Pusat PBB, New York, Amerika Serikat.
Indonesia juga menekankan tentang komitmen untuk membangun Ekonomi berbasis hutan.
“Indonesia telah melampaui target nasional dalam menurunkan angka deforestasi di bawah 0,45 juta hektar, dimana saat ini aktivitas deforestasi tercatat pada angka 0,104 juta hektar pada tahun 2022. Selain itu, Indonesia juga telah berkomitmen untuk mencapai target alokasi perhutanan sosial seluas 12,7 juta hektar,” ungkap Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong pada First Plenary Meeting UNFF 19 di New York, Senin, 6 Mei 2024 waktu setempat.
Hal lain yang disampaikan juga oleh Wamen Alue adalah terkait langkah Indonesia dalam membangun ekonomi berbasis hutan. Hal ini ditunjukkan melalui berbagai pemberdayaan masyarakat dalam sektor perekonomian publik, demikian ditambahkan Alue Dohong.
Pada pertemuan tersebut yang berlangsung pada 6-10 Mei 2024 itu, Delegasi Indonesia terlibat langsung dalam berbagai pembahasan strategis mengenai kebijakan hutan di forum utama, juga akan menggelar side event di tempat berlangsungnya UNFF.
Kegiatan itu terdiri dari diskusi membahas pengawasan dan peningkatan pemanfaatan hutan bersama para pakar, Indonesia juga secara khusus menggelar pameran (exhibition) selama 5 hari penyelenggaraan UNFF 19.
Pada exhibition, Indonesia menunjukkan sejumlah capaian dalam mengelola hutan dan lahan melalui pameran yang dilakukan sepanjang agenda UNFF. Capaian itu diperoleh dari agenda Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 yang merupakan aksi mitigasi dalam upaya mengurangi emisi gas rumah kaca khususnya dari sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya.
Tak hanya dari sisi kebijakan, pameran ini juga menyuguhkan aksi hijau dan pemanfaatan produk hasil hutan bukan kayu Indonesia.
UNFF merupakan komisi fungsional Dewan Ekonomi dan Sosial PBB (ECOSOC) dengan keanggotaan yang bersifat universal. Sejak dimulai pada tahun 2000, forum ini telah menghasilkan sejumlah kesepakatan yang berarti, mulai dari Instrumen Hutan PBB pertama pada tahun 2007, Jaringan Fasilitasi Pendanaan Hutan Global (Global Forest Financing Facilitation Network/GFFFN) pada tahun 2015, dan adopsi Rencana Strategis Hutan PBB pertama untuk tahun 2030 dan enam Tujuan Hutan Global pada tahun 2017.
_________
Pada penyelenggaraan tahun ini, UNFF akan berfokus pada target jangka menengah terhadap Pengaturan Internasional tentang Hutan. Dengan menilai kemajuan yang telah dicapai dan mengidentifikasi kesenjangan yang ada, para delegasi megara peserta akan memetakan arah menuju tahun 2030 untuk memastikan pencapaian
Tujuan Hutan Global selaras dengan target SDGs. Selanjutnya, langkah maju dari UNFF ke-19 ditandai dengan deklarasi Segmen Tingkat Tinggi dan resolusi omnibus, yang akan mencakup hasil tinjauan jangka menengah serta Program Kerja Empat Tahunan Forum yang baru untuk tahun 2025-2028. ***