Sabtu, 17 Mei 2025

Sekjen Kemenhut: FOLU Net Sink 2030 Jadi Pilar Utama Aksi Iklim Indonesia

Latest

- Advertisement -spot_img

Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan, Mahfudz, menegaskan bahwa agenda Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 merupakan pilar utama dalam upaya penurunan emisi gas rumah kaca dan bagian penting dari strategi nasional menghadapi krisis iklim global.

Hal tersebut disampaikan dalam pembukaan Workshop Jurnalis: Menguatkan Peran Media dalam Mendukung Agenda Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 yang digelar pada 16–17 Mei 2025 di Jakarta dan Bogor. Kegiatan ini diikuti puluhan jurnalis dari berbagai media nasional.

“FOLU Net Sink 2030 bukan sekadar program kehutanan, tapi agenda strategis nasional dan kontributor terbesar terhadap target penurunan emisi Indonesia dalam kerangka NDC,” kata Mahfudz.

Indonesia menargetkan kondisi net sink di sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (Forestry and Other Land Use/FOLU) paling lambat 2030, dengan penurunan emisi hingga 140 juta ton CO₂e.

Pemerintah telah merumuskan empat strategi utama: pengurangan deforestasi dan degradasi, pengelolaan hutan lestari, perlindungan dan restorasi ekosistem gambut, serta rehabilitasi hutan dan peningkatan tutupan lahan.

Mahfudz menyebut sektor FOLU menyumbang hampir 60% dari potensi penurunan emisi Indonesia.

Dalam komitmen NDC, Indonesia menargetkan pengurangan emisi sebesar 31,89% secara mandiri dan 43,2% dengan dukungan internasional pada tahun 2030.

Namun, ia juga menggarisbawahi tantangan pendanaan besar yang dihadapi. Diperkirakan, implementasi penuh FOLU Net Sink hingga 2030 membutuhkan investasi sekitar USD 14 miliar.

Dana tersebut dibutuhkan untuk restorasi ekosistem, pengembangan kapasitas, teknologi pengukuran karbon, dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.

“Pendanaan tidak bisa hanya mengandalkan APBN. Kita butuh keterlibatan swasta, lembaga keuangan, dan mitra pembangunan internasional,” tegasnya.

Dalam konteks ini, Mahfudz menekankan pentingnya peran media dalam membangun pemahaman publik mengenai agenda FOLU Net Sink.

Ia mendorong jurnalis menjadi agen perubahan dalam memperluas literasi iklim dan mendorong partisipasi publik yang lebih luas.

“Isu iklim dan kehutanan kini adalah isu publik. Media punya posisi strategis dalam menjembatani kebijakan pemerintah dan aspirasi masyarakat,” ujarnya.

Workshop ini akan berlangsung selama dua hari, dilengkapi dengan sesi materi dari para pakar lintas sektor dan kunjungan lapangan ke persemaian Rumpin di Bogor untuk melihat praktik FOLU Net Sink di tingkat tapak. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles