Penasehat Senior Tim Kerja Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, Dr. Agus Justianto, menegaskan bahwa media memiliki posisi strategis dalam mendorong tercapainya target pengurangan emisi karbon nasional melalui sektor kehutanan dan penggunaan lahan (Forestry and Other Land Use/FOLU).
Hal itu disampaikan saat sesi diskusi pada hari kedua Journalist Workshop on Indonesia’s FOLU Net Sink 2030 di Persemaian Rumpin, Sabtu (17/5/2025).
Menurut Agus, keberhasilan FOLU Net Sink tidak hanya bergantung pada kebijakan teknis pemerintah, tetapi juga pada bagaimana masyarakat bisa memahami, mendukung, dan terlibat dalam agenda ini. Di sinilah peran jurnalis menjadi vital.
“Jurnalis adalah penghubung antara kompleksitas kebijakan dan kesadaran publik. Mereka berperan membangun narasi perubahan yang bukan hanya informatif, tetapi juga menggugah partisipasi,” kata Agus.
Ia menekankan bahwa narasi positif bukan berarti menutup mata terhadap tantangan, melainkan menyoroti potensi solusi dan aksi kolektif.
Agus juga menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor. “Keberhasilan agenda ini memerlukan sinergi antara pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan media. Ini bukan hanya soal berbagi informasi, tapi juga berbagi tanggung jawab,” ujarnya.
Selain pentingnya peran jurnalis, peran sektor swasta juga sangat penting dalam memberi dukungan nyata pada program FOLU. Hal ini disampaikan oleh Deputy Director of Corporate Strategy & Relations Asia Pulp & Paper (APP) Group, Iwan Setiawan.
Ia menyatakan bahwa APP Group siap berkontribusi aktif dalam agenda FOLU Net Sink 2030 melalui pengelolaan hutan yang bertanggung jawab.
“Strategi pengelolaan hutan kami difokuskan untuk memastikan bahwa serapan karbon melebihi emisi dari sektor kehutanan, sejalan dengan target nasional tahun 2030,” jelas Iwan.
APP Group telah mengimplementasikan sejumlah program unggulan, seperti pemetaan topografi lahan gambut menggunakan teknologi LiDAR, pengembangan spesies tanaman lokal yang sesuai dengan ekosistem gambut, serta sistem terpadu pengendalian kebakaran yang berhasil menurunkan insiden kebakaran hingga 90,6% di wilayah desa binaan DMPA sepanjang 2024.
Selain itu, perusahaan juga aktif dalam restorasi mangrove dan mendukung 12 arahan aksi mitigasi FOLU Net Sink di lima provinsi operasional.
Dukungan tersebut mencakup pencegahan deforestasi, pengelolaan lahan gambut berkelanjutan, dan perlindungan kawasan konservasi.
“FOLU Net Sink tidak akan tercapai tanpa sinergi multipihak. Kami siap mengambil bagian dalam upaya kolektif ini melalui pendekatan berbasis lanskap dan pemberdayaan masyarakat,” tegas Iwan Setiawan.
Workshop yang berlangsung selama dua hari ini merupakan bagian dari upaya memperkuat pemahaman media terhadap isu iklim dan kehutanan, serta memperluas dukungan terhadap komitmen Indonesia dalam pengendalian perubahan iklim global. ***