Neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2023 masih terus mengikuti tren surplus. Meski sedikit turun dari bulan lalu.
Nraca perdagangan bulan Juli 2023 mencatatkan surplus 1,31 miliar dolar AS lebih rendah dibandingkan Juni 2023 yang tercatat sebesar 3,45 miliar dolar AS.
Surplus bulan Juli ini terdiri atas surplus nonmigas sebesar 3,22 miliar dolar AS dan defisit migas 1,91 miliar dolar AS.
Ditinjau berdasarkan negara mitra dagang, surplus perdagangan Indonesia bulan Juli 2023 terjadi dengan beberapa negara mitra dagang utama di antaranya India dengan nilai sebesar 1,30 miliar dolar AS.
Kemudian, surplus perdagangan dengan Amerika Serikat (AS) sebesar 1,10 miliar dolar AS dan Filipina sebesar 0,72 miliar dolar AS. Sementara itu, negara penyumbang defisit perdagangan pada Juli 2023 adalah Australia (0,65 miliar dolar AS), Tiongkok (0,57 miliar dolar AS), dan Jerman (0,46 miliar dolar AS).
“Surplus neraca perdagangan Indonesia pada Juli 2023 didorong berlanjutnya surplus neraca perdagangan nonmigas. Kinerja ekspor nonmigas yang positif tersebut terutama bersumber dari peningkatan ekspor beberapa produk unggulan Indonesia,” ujar Mendag Zulkifli Hasan, Rabu, 16 Agustus 2023.
Secara kumulatif, periode Januari-Juli 2023, neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar 21,24 miliar dolar AS. Angka surplus ini lebih rendah jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 29,12 miliar dolar AS.
Surplus tersebut didorong oleh sektor nonmigas 31,94 miliar dolar ASdan defisit sektor migas sebesar 10,71 miliar dolar AS.
Ekspor Nonmigas
Ekspor Indonesia pada Juli 2023 mencapai 20,88 miliar dolar AS atau naik sebesar 1,36 persen dibanding Juni 2023 (MoM). Ekspor nonmigas di Juli ini meningkat sebesar 1,62 persen, sedangkan ekspor migas turun 2,61 persen MoM.
Peningkatan kinerja ekspor tersebut terjadi pada sektor industri dan pertanian. Sektor pertanian menjadi sektor yang mengalami kenaikan ekspor tertinggi sebesar 4,52 persen, disusul sektor industri sebesar 3,94 persen (MoM).
Sementara ekspor sektor pertambangan terkontraksi sebesar 8,17 persen (MoM) disebabkan penurunan beberapa komoditas pertambangan seperti lignit, batubara, dan bijih tembaga.
Beberapa produk utama ekspor nonmigas yang mengalami kenaikan pada Juli 2023 antara lain barang dari besi dan baja (HS 73) naik 47,33 persen, nikel dan barang daripadanya (HS 75) naik 43,29 persen, tembaga dan barang daripadanya (HS 74) naik 20,84 persen, tembakau dan rokok (HS 24) naik 15,97 persen, serta bahan kimia anorganik (HS 28) naik 13,61 persen (MoM).
- Ada Masalah Bahan Baku di Dalam Negeri, Australia Bebaskan Bea Masuk Anti Dumping Kertas Indonesia
- APP Sinar Mas Dukung Pemasangan GPS Collar pada Gajah Sumatera, Wujudkan Koeksistensi Manusia dan Satwa Liar
Di tengah peningkatan ekspor bulan Juli 2023, terdapat beberapa produk utama ekspor nonmigas yang masih mengalami penurunan cukup signifikan, di antaranya bijih, terak, dan abu logam (HS 26) yang turun 16,46 persen; serat stapel buatan (HS 55) turun 10,84 persen; timah dan barang daripadanya (HS 80) turun 7,64 persen; kertas, karton dan barang daripadanya (HS 48) turun 7,26 persen; serta bahan bakar mineral/batubara (HS 27) turun 6,93 persen MoM.
Secara kumulatif, ekspor selama periode Januari–Juli 2023 mencapai 149,53 miliar dolar AS atau turun 10,27 persen dari periode yang sama tahun 2022 (YoY). Penurunan nilai ekspor tersebut didorong oleh melemahnya ekspor nonmigas sebesar 10,76 persen dan ekspor migas sebesar 1,78 persen (YoY). ***