Jumat, 26 Juli 2024

Lambang Akmil Kembali Munculkan Tarikh 1945-1957, Simbol Kejuangan yang Berlanjut

Latest

- Advertisement -spot_img

Sabtu, 11 November 2023, di cuaca cerah Ksatrian Akademi Militer (AKMIL), Magelang, berlangsung  dua peristiwa penting yaitu peringatan 66 Tahun AKMIL Magelang dan Upacara Wisuda Purnawira

Pada upacara itu Kepala Staf TNI-AD (KSAD), Jenderal Agus Subiyanto melepas 157 Perwira Tinggi TNI-AD guna memasuki masa pensiun. 

Pada peringatan 66 Tahun AKMIL Magelang ini juga, desain lambang AKMIL telah kembali pada desain awal pembentukan Akademi Militer Nasional (AMN) tahun 1957, dengan memasukkan tarikh 1945 – 1957 pada lambang AKMIL, yang menegaskan bahwa bahwa AKMIL adalah kelanjutan dari Akademi Militer Yogyakarta (MA Yogya), yang didirikan pada 30 Oktober 1945, di Ibukota Perjuangan Yogyakarta.

Melalui Keputusan KSAD No.Kep/357/IV/2023, tertanggal 27 Juni 2023, yang ditandatangani oleh KSAD, Jenderal Dudung Abudrachman, maka tarikh 1945 – 1957, yang sebelumnya tidak muncul di lambang AKMIL, akhirnya dimunculkan kembali. 

Ini merupakan upaya pelurusan sejarah kejuangan untuk generasi penerus TNI-AD secara keseluruhan.  Pada tanggal 11 November 1957, Pukul 11.11, di Akademi Militer Nasional (AMN) Magelang, Presiden Soekarno meresmikan AMN dan menuliskan Prasasti:” Akademi Militer Nasional Saya Buka Kembali, Dengan Angkatannya Yang Keempat”

Tentu timbul pertanyaan:”Dibuka Kembali?”, berarti sebelumnya  sudah ada Akademi Militer. Pertanyaan berikutnya ”Angkatan Keempat?”, berarti sebelumnya sudah ada Angkatan 1, 2 dan Angkatan 3. 

Ternyata, yang menjadi rujukan Angkatan 1, 2 dan 3 adalah para lulusan Akademi Militer Yogyakarta (MA Yogya).  Tidak heran, pada Pataka AMN terdapat tarikh 1945 – 1957, yang artinya, AKMIL adalah kelanjutan MA-Yogya dan nilai nilai kejuangan para Taruna MA Yogya perlu dihayati dan dilanjutkan oleh para taruna AKMIL masa kini dan masa depan.

Hanya dua bulan setelah Proklamasi Kemerdekaan RI dan hanya 3 minggu setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dibentuk, maka pada 30 Oktober 1945, Markas Besar TKR, melalui Koran Kedaulatan Rakyat, memanggil pemuda pemuda Indonesia untuk dididik dan dilatih di Akademi Militer Yogyakarta, yang bermarkas di wilayah Kotabaru. 

Sebanyak 3.502 pemuda mendaftarkan diri dan akhirnya terpilih 442 pemuda menjadi kadet MA Yogya Angkatan I.  Kebetulan saat itu tengah berlangsung Kongres Pemuda di Yogyakarta dan semua peserta Kongres mendaftarkan diri. 

Tidak heran, kadet MA Yogya Angkatan I datang dari beragam suku bangsa, beragam agama dan beragam latar belakang.  Para kadet MA Yogya Angkatan I dan Angkatan II tidak hanya kuliah di kelas dan berlatih di lapangan, namun juga terjun langsung ke medan pertempuran. 

Para kadet mulai merasakan bau mesiu ketika mereka diterjunkan pada Pertempuran Surabaya menghadapi Sekutu, November 1945, untuk mengoperasikan meriam-meriam hasil rampasan Jepang. 

Para kadet juga bertempur di wilayah Bandung Utara saat Perang Kemerdekaan I (1946) dibawah Komandan Sektor Utara, Letkol Sukanda Bratamenggala.  Mereka juga melatih perlawanan rakyat disekitar Yogyakarta untuk bersiap  menghadapi Belanda. 

Pada Pemberontakan PKI/Madiun (1948), para Kadet MA Yogya bergabung dengan pasukan Siliwangi bertempur di wilayah Madiun, Gorang Gareng, Pracimantoro hingga Pacitan. 

Begitu Belanda menyerbu Yogyakarta pada 19 Desember 1948, pasukan MA Yogya keluar dari kota dan bergerilya di wilayah Wehrkreise-III, Yogyakarta, juga ada yang ikut Long March Siliwangi kembali ke Jawa Barat, ada yang bertempur di wilayah Jawa Timur dan ada yang bertempur di Sumatera. 

“Mereka telah lulus Cum Laude di Medan Pertempuran”, demikian disampaikan Pahlawan Nasional Jenderal GPH Djatikusumo, yang bergerilya bersama para perwira remaja dan taruna MA Yogya dan terakhir adalah KSAD Pertama.   

Mereka memenuhi Sumpah Perwira yang diikrarkan, 42 diantaranya gugur selama Perang Kemerdekaan 1945 – 1950 dan nama nama mereka yang gugur terukir di Monumen Perjuangan Taruna di Desa Plataran, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Rasa syukur dan haru terpancar dari para anggota Ikatan Keluarga Akademi Militer (IKAM) Yogya begitu mendengar bahwa KSAD  telah menyetujui usulan IKAM Yogya, yang merupakan Hasil Seminar IKAM Yogya bersama Dinas Sejarah TNI-AD, di Yogyakarta pada Juli 2017 lalu. 

Surat yang dilayangkan Ketua IKAM Yogya, Laksmi Suryohadiprodjo padaJanuari 2023 lalu, akhirnya mendapatkan tanggapan positif dari pimpinan TNI-AD.

Salah satu dari 157 Perwira Tinggi yang di Wisuda Purnawira, pada 11 November 2023 lalu, adalah Jenderal Andhika Perkasa.  Ia adalah Jenderal Bintang Empat ke 28  Lulusan AKMIL yang di wisuda oleh Jenderal Agus Subiyanto, yang merupakan Jenderal Bintang Empat ke 30  Lulusan AKMIL  Sedang Jenderal Bintang Empat Lulusan Akademi Militer Yogya Angkatan I adalah Jenderal Soesilo Soedarman.

AKMIL meluluskan ribuan perwira dan telah melahirkan 30 Jenderal Bintang Empat untuk menjadi  pemimpin di tingkat TNI-AD, TNI dan Nasional.  Tercatat, Lulusan AKMIL yang pernah menjabat  Presiden RI adalah Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono, sedang yang pernah menjabat Wakil Presiden RI adalah Jenderal Try Soetrisno. ***

More Articles