Selasa, 19 November 2024

Konservasi Keanekaragaman Hayati Jadi Perhatian, Buka Peluang Karir

Latest

- Advertisement -spot_img

Isu konservasi keanekaragaman hayati semakin menjadi perhatian. Hal ini ditandai dengan meningkatkan komitmen ‘hijau’ oleh para pelaku bisnis. Hal ini membuka peluang karir yang besar bagi mereka dengan latar belakang ilmu pengetahuan yang sesuai.

Hal ini terungkap saat Kuliah Umum tentang Biodiversitas Indonesia yang diselenggarakan Belantara Foundation dan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) di Auditorium Biologi Tropika, Fakultas Biologi UGM, Kamis, 9 Maret 2023.  

Kegiatan ini dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Kerja Sama dan Alumni Fakultas Biologi UGM, Eko Agus Suyono dan dimoderatori oleh Pengajar Laboratorium Ekologi dan Konservasi Fakultas Biologi UGM, Akbar Reza.

Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna menjadi narasumber dan menyampaikan topik tentang pentingnya konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia dan peluang karir yang dapat ditemukan pada bidang konservasi.

Dolly mengatakan bahwa Indonesia merupakan negara mega biodiversitas, yaitu negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan Indonesia sebagai rumah bagi 10 persen tumbuhan berbunga, 15 persen serangga, 25 persen ikan, 16 persen amfibia, 17 persen burung, dan 12 persen mamalia dari seluruh yang ada di dunia. 

Indonesia memiliki sekitar 28.000 spesies tumbuhan berbunga (urutan ke-7 dunia), 122 spesies kupu-kupu sayap burung (urutan ke-1 dunia yang mana 44 persennya merupakan spesies endemik), 409 spesies amfibi (urutan ke-5 dunia), 755 spesies reptilia (urutan ke-3 dunia), 1.818 spesies burung (28 persen di antaranya  endemik) dan 776 spesies mamalia (36 persen di antaranya endemik).

“Keanekaragaman hayati Indonesia juga menghadapi berbagai ancaman, seperti degradasi habitat, hama dan penyakit, pencemaran, perburuan dan perdagangan flora dan satwa liar illegal, perubahan iklim dan kerusakan lingkungan lainnya. Oleh karena itu, konservasi keanekaragaman hayati sangatlah penting untuk dilakukan segera dan mendesak guna menjaga keberlanjutan keanekaragaman hayati di Indonesia,” ujar, Dolly yang juga pengajar di Prodi Manajemen Lingkungan Sekolah Pascasarjana Universitas Pakuan.

Dolly, yang juga Ketua LPPM Universitas Pakuan menjelaskan bahwa saat ini peluang karir di bidang konservasi sangat menjanjikan di Indonesia. Hal ini ditandai dengan semakin bertumbuhnya organisasi dan lembaga nirlaba yang berfokus pada bidang konservasi keanekaragaman hayati.

Demikian juga dengan industri sektor swasta dan lembaga pemerintah, serta media lingkungan. Sejak dua dekade lalu, perusahaan-perusahaan swasta mulai berlomba-lomba menunjukkan komitmen “hijau”, sehingga ini menjadi peluang yang amat besar bagi mereka yang belajar ilmu biologi. 

Dalam bidang konservasi, terdapat berbagai peluang karir seperti ahli valuasi dan asesmen nilai konservasi tinggi, manajer proyek konservasi, ahli kebijakan konservasi, dan lain sebagainya.

“Melalui kuliah umum Biodiversitas Indonesia ini, Belantara Foundation berharap mahasiswa sebagai generasi penerus dapat lebih memahami arti pentingnya konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia dan peluang karir di bidang konservasi. Selain itu, pengetahuan dan pembelajaran pada kuliah umum ini juga dapat menjadi inspirasi bagi para mahasiswa yang ingin berkarir di bidang konservasi,” tandas Dolly.

Sementara itu, Dekan Fakultas Biologi UGM, Budi Setiadi Daryono menyebutkan bahwa selalu membuka pintu seluas-luasnya untuk peluang kolaborasi dengan berbagai pihak dalam pengembangan Tri Dharma Perguruan Tinggi, termasuk kesempatan untuk saling berbagi ilmu pengetahuan, pengalaman dan pembelajaran melalui format kuliah umum. ***

- Advertisement -spot_img

More Articles