Sektor kehutanan Indonesia melanjutkan tren positif. Membuka tahun 2022, kinerja produksi dan ekspor hasil hutan kayu mencatat kenaikan pesat dibandingkan tahun 2021 (Year on Year/YoY).
Pada Januari produksi kayu hutan alam tercatat naik 45,4%, kayu hutan tanaman naik 11,1%, dan kayu dari areal pengelolaan BUMN Perhutani naik 75,8%.
Untuk ekspor produk kayu, tercatat lompatan kenaikan mencapai 28,2%.
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang diolah oleh Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI), produksi kayu dari hutan alam pada Januari 2022 tercatat sebesar 170.857 m3, naik 45,4% dibandingkan Januari 2021.
Sementara untuk kayu hutan tanaman tercatat sebanyak 3,1 juta m3,naik 11,1%) dan produksi kayu dari areal BUMN Perhutani sebanyak 69.690 m3 (naik 75,8%).
Di hilir, kinerja sektor kehutanan juga positif. Ekspor pada Januari 2022 sebesar 1,23 miliar dolar AS naik 28,2% dibandingkan Januari 2021.
Kontributor terbesar catatan tersebut adalah produk kertas yang sebanyak 309,6 juta dolar AS (naik 8,3%), panel kayu sebesar 297,3 juta dolar AS (naik 63,2%), dan pulp sebesar 296,08 juta dolar AS (naik 25,8%).
Kenaikan tersebut ditopang peningkatan di sejumlah tujuan ekspor. Ekspor ke China tercatat sebesar 285,7 juta dolar AS atau naik 19%. Sedangkan ekspor ke Jepang tercatat sebesar 127,5 juta dolar AS atau naik 21%.
Kenaikan juga terjadi untuk tujuan Amerika Serikat dan Republik Korea masing-masing sebesar 251,4 juta dolar AS (naik 67%) dan 76,8 juta dolar AS (naik 21,3%).
Ekspor menuju salah satu tujuan ekspor utama yaitu Uni Eropa dan Inggris memang mengalami penurunan dengan nilai 47,3 juta dolar AS (turun 40,9%), namun ada kenaikan di pasar alternatif seperti di India dimana nilai ekspor produk kayu tercatat sebesar 49,8 juta dolar (naik 62%).
Musiman
Nilai ekspor produk kayu memang mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan catatan pada Desember 2021 (month to month/mtm). Pada Desember 2021 ekspor tercatat sebesar 1,3 miliar dolar AS.
Namun hal ini rupanya tidak hanya terjadi pada produk hasil hutan. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, ekspor Indonesia sepanjang Januari 2022 mencapai 19,16 miliar dolar AS menurun 14,29% dari 22,36 miliar dollar AS pada Desember 2021.
“Ekspor yang turun di bulan Januari 2022 terjadi karena pola musiman,” kata Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto, Selasa 15 Februari 2022.
Secara tahunan (YoY) nilai ekspor Indonesia masih naik 25,31%. Ada peningkatan 1,96% pada ekspor migas, dari 0,88 miliar dolar AS menjadi 0,90 miliar dollar AS. Sementara komoditas non migas meningkat 26,74% dari 14,41 miliar dolar AS di Januari 2021 menjadi 18,26 miliar dolar AS di Januari 2022.
Dirjen Pengelolaan Hutan Lestari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Agus Justianto menyatakan akan terus mendorong daya saing sektor kehutanan.
KLHK meningkatkan pelayanan hutan berbasis digital secara terintegrasi mulai dari perencanaan produksi, peredaran, hingga ekspor hasil hutan.
“Proses pelayanan berbasis digital akan mempercepat proses layanan dan mengurangi potensi ekonomi biaya tinggi,” katanya. ***