Rabu, 12 November 2025

Indonesia Ajak Dunia Kelola Mangrove Secara Berkelanjutan Melalui World Mangrove Center

Latest

- Advertisement -spot_img

Wakil Menteri Kehutanan Republik Indonesia, Rohmat Marzuki, mengajak masyarakat global untuk bergabung dalam kolaborasi pengelolaan mangrove berkelanjutan melalui World Mangrove Center (WMC) sebagai wadah berbagi pengetahuan, inovasi, dan praktik terbaik dalam konservasi ekosistem pesisir.

Ajakan tersebut disampaikan dalam Dialogue Session bertajuk “World Mangrove Center: Showcasing Global Efforts on Mangrove Rehabilitation and Conservation” pada Konferensi Perubahan Iklim ke-30 (COP30 UNFCCC) di Belém, Brasil, Selasa (11/11/2025).

Rohmat menegaskan bahwa kepemimpinan Indonesia melalui WMC bukan sekadar simbol, tetapi perwujudan nyata dari komitmen berbasis sains, teknologi, dan inovasi. “Kebijakan pengelolaan mangrove berkelanjutan Indonesia menempatkan masyarakat sebagai aktor utama serta memperkuat kerja sama internasional, baik melalui platform bilateral maupun multilateral seperti UNEA, UNFCCC, CBD, dan South-South Collaboration,” ujarnya.

Indonesia saat ini memiliki ekosistem mangrove terluas di dunia, mencapai 3,44 juta hektare. Kawasan ini berperan penting dalam mitigasi dan adaptasi perubahan iklim sekaligus menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat pesisir. Dampak positif dari ekosistem ini tidak hanya dirasakan secara nasional, tetapi juga memberikan kontribusi signifikan bagi stabilitas iklim global.

Sejak Paris Agreement 2016 dan kepemimpinan Indonesia dalam G20 tahun 2022, pemerintah telah menunjukkan komitmen kuat melalui rehabilitasi dan konservasi mangrove secara berkelanjutan. Upaya tersebut menjadi bagian dari strategi pencapaian target Net Sink Carbon sektor Forestry and Other Land Uses (FOLU) pada 2030.

“Indonesia memikul tanggung jawab besar sebagai global leader dalam perlindungan ekosistem mangrove dunia. Melalui upaya rehabilitasi dan konservasi, kita menunjukkan kepemimpinan yang berdampak nyata bagi lingkungan,” tegas Rohmat.

Dalam sesi yang sama, perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup Sri Lanka menyoroti pentingnya penguatan implementasi pengelolaan mangrove yang sejalan dengan Resolusi UNEA-4 mengenai Global Health of Mangrove through Sustainable Management. Sementara itu, JICA Jepang menekankan peran strategis Bali Mangrove Information Center dalam memperkuat WMC sebagai hub internasional.

Selain itu, perwakilan World Bank dan Global Green Growth Institute (GGGI) menekankan pentingnya memperluas kerja sama multi-pihak dan mobilisasi sumber daya, termasuk transfer pengetahuan dan pembiayaan hijau untuk mendukung konservasi mangrove secara global.

Rohmat menutup sesi dialog dengan menegaskan kesiapan Indonesia untuk menjadi inspirasi dunia. “Melalui World Mangrove Center, Indonesia siap memimpin kolaborasi inklusif dalam melawan degradasi lingkungan dan memperlambat laju perubahan iklim melalui aksi nyata konservasi mangrove,” pungkasnya.
***

- Advertisement -spot_img

More Articles