Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggelar Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk pencegahan bencana asap kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Provinsi Riau Tahun 2022.
Pelaksanaan operasi TMC di Provinsi Riau dilakukan untuk menindaklanjuti arahan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) saat memimpin Rapat Koordinasi Teknis Pengendalian Karhutla dan Antisipasi Musim Kemarau Tahun 2022 yang diselenggarakan secara daring pada tanggal 8 Maret 2022.
Selain itu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan adanya potensi bencana karhutla tahun 2022 yang lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya dengan pertimbangan perkiraan musim kemarau tahun ini diperkirakan dominan bersifat normal, bahkan sebagian kecil bersifat di bawah normal.
Plt. Deputi Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Yan Rianto, menyatakan bahwa bencana kabut asap karhutla perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Indonesia.
Pasalnya bencana kabut asap karhutla umumnya berlangsung dalam periode yang cukup panjang dan kerap menimbulkan banyak kerugian dalam skala yang cukup luas.
“Selain merusak keanekaragaman hayati dalam ekosistem hutan, dampak negatif kabut asap lainnya adalah terganggunya lalu lintas transportasi udara serta lumpuhnya berbagai aktivitas ekonomi dan sosial masyarakat di daerah terdampak bencana,” katanya, Kamis 14 April 2022.
“Oleh karena itu perlu diambil langkah-langkah mitigasi untuk mereduksi resiko bencana kebakaran hutan dan lahan akibat kemunculan titik api di sejumlah wilayah provinsi rawan bencana, salah satunya melalui upaya TMC.” ujar Yan.
Plt. Direktur Penguatan dan Kemitraan, Infrastruktur Riset dan Inovasi, Salim Mustofa mengatakan, pelaksanaan TMC di Riau rencananya akan berlangsung selama 15 hari dengan dukungan anggaran dari KLHK yang menggandeng PT RAPP (Riau Andalan Pulp and Paper).
“Pelaksanaan TMC di Provinsi Riau kali ini merupakan awal dari sejumlah rencana operasi TMC di beberapa provinsi rawan bencana karhutla lainnya,” kata Salim.
Selain Riau, selanjutnya BRIN juga berencana melakukan operasi TMC di sejumlah provinsi rawan bencana karhutla dan menjadi prioritas restorasi gambut lainnya, seperti Provinsi Sumatera Selatan–Jambi, dan juga Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah.
Rencana jadwal pelaksanaan di provinsi-provinsi tersebut masih dikoordinasikan dengan KLHK, BNPB, BRGM dan BMKG.
Koordinator lapangan operasi TMC di Provinsi Riau, Chandra Fadhilah merinci pelaksanaan TMC.
“Tim akan memulai operasi TMC di Riau dengan dukungan 1 Unit Pesawat Casa 212-200 beserta kru penerbang dari Skadron 4 TNI-AU Lanud Abdulrachman Saleh Malang,” ujar Chandra.
Dikatakan Candra, pelaksanaan operasi TMC akan dikendalikan dari Pos komando (Posko) operasi TMC berlokasi di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru.
“Selain personil yang bertugas di Posko, kami juga menempatkan personil di Pos Meteorologi di Dumai dan Pelalawan untuk memberikan laporan data cuaca, visual pertumbuhan awan dan kondisi lapangan setiap jamnya ke Posko untuk dianalisa, guna menentukan strategi penyemaian awan setiap harinya” tambah Chandra. ***