Jumat, 26 Juli 2024

Stockholm+50 Momen Komunitas Global Ambil Aksi Berani untuk Perlindungan Bumi

Latest

- Advertisement -spot_img

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengatakan Stockholm+50 menjadi momentum untuk merefleksikan perjalanan komunitas dalam menjawab berbagai tantangan pembangunan dan pengelolaan lingkungan hidup.

Peringatan Stockholm+50 juga akan memberi kesempatan bagi para pemimpin dunia untuk mencapai tindakan berani dan mendesak yang diperlukan untuk mengamankan masa depan yang lebih baik di planet yang sehat.

Menteri Siti mengatakan, pada saat ini, posisi Indonesia dalam merespons isu lingkungan hidup dunia, bukan yang berada di belakang atau tertinggal.

Indonesia berada di tengah dan mungkin menuju depan dalam mentaati konvensi dunia, dalam rangka upaya mengatasi masalah-masalah lingkungan.

“Kita akan terus bekerja untuk mencapai hal-hal yang baik bagi Warga Negara Indonesia sesuai amanat UUD dan bagi dunia sejalan dengan komitmen Indonesia pada konvensi-konvensi dunia dan kita laksanakan secara bertanggung jawab. Oleh karena itu sekali lagi saya tegaskan bahwa Indonesia menyambut sangat baik langkah-langkah dan prakarsa Agenda Stockholm+50,” kata Menteri Siti.

Demikian dinyatakan Menteri Siti saat Dialog Publik yang tema “Merefleksikan Kebutuhan Mendesak Untuk Aksi Mencapai Planet Yang Sehat Dan Kemakmuran Bersama” diselenggarakan secara virtual di Jakarta, Jumat 22 April 2022.

Dialog tersebut digelar menyambut Konferensi Stockholm+50 tahun di Stockholm Swedia.

Stockholm+50 merupakan konferensi lingkungan hidup internasional pertama yang mengeksplorasi hubungan antara pertumbuhan ekonomi, polusi udara, air, dan lautan dan kesejahteraan masyarakat di seluruh dunia.

Lima dekade tahun kemudian, tepatnya pada tanggal 2 dan 3 Juni 2022, akan diselenggarakan Stockholm+50: planet yang sehat untuk kemakmuran bersama – tanggung jawab kita, peluang kita untuk memperingati 50 tahun konferensi tersebut.

Topik dialog pertama kali ini memiliki momen yang tepat, dimana pada saat ini negara-negara di dunia dapat bersama-sama bangkit kembali dari kondisi pandemi Covid-19.

Ada pembelajaran disana dan ada kewaspadaan-kewaspadaan yang masih harus tetap dijaga dan harus ada safe guard atas berbagai kebijakan dan langkah yang diambil.

“Kebersamaan menghadapi pandemi Covid-19 menuju keseimbangan kehidupan baru dunia, mengamanatkan kepada Indonesia untuk memimpin proses pemulihan, tidak hanya dari sisi kesehatan dan perekonomian, tetapi dengan menginternalisasikan aspek lingkungan dan perubahan iklim. Indonesia ingin mengajak seluruh dunia untuk bahu membahu, saling mendukung untuk pulih bersama serta tumbuh lebih kuat dan berkelanjutan,” jelas Menteri Siti.

Sementara itu, Direktur Jenderal Kerjasama Multilateral Kemenlu Ad Interim, Ibnu Wahyutomo mengatakan lewat momentum dialog pertama ini menegaskan komitmen dan posisi Indonesia sebagai Champion bagi lingkungan hidup. Saat ini Indonesia terus bergerak menuju perubahan pola hidup berkelanjutan.

“Saya berharap dialog hari ini akan memberikan kontribusi nyata bagi Indonesia bagi proses internasional yang sedang berlangsung. Saya juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Swedia dan semua pihak yang telah menyelenggarakan dialog publik pada hari ini,” katanya.

Kepala Perwakilan UNDP di Indonesia, Norimasa Shimomura menyampaikan apresiasi kepada pemerintah Indonesia yang secara intensif menanggapi berbagai tantangan global, dan UNDP mendapat kehormatan untuk mendampingi upaya Indonesia.

“Di bawah kordinasi KLHK dan bekerja sama dengan banyak kementerian lain, UNDP mendukung upaya untuk mencapai FOLU NET SINK 2030 melalui inisiatif redd+ yang didanai oleh Green Climate Fund,” ungkapnya.

Selain itu, Kepala Perwakilan PBB di Indonesia, Valerie Julliand menjelaskan planet yang sehat dan kehidupan yang sejahtera adalah hak dan tanggung jawab setiap orang. Inilah saatnya untuk bersatu, memecahkan tantangan yang saling terkait pada nilai-nilai kepercayaan dan solidaritas satu sama lain.

“Nilai-nilai tersebut sebenarnya tertulis dalam agenda kita bersama. Agenda aksi PBB yang dirancang untuk mempercepat kerja sama global, dan menata kembali jaringan inklusif, dan multilateralisme yang efektif. Kita membutuhkan nilai-nilai ini untuk membangun kembali dunia kita dan untuk menjamin masa depan yang lebih baik, masa depan yang lebih berkelanjutan bagi semua orang dan planet kita,” jelasnya.

Kemudian, Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Marina Berg menyampaikan pertemuan Stockholm+50 bertujuan untuk memobilisasi komunitas global untuk meningkatkan aksi lintas sektor untuk mempercepat implementasi target iklim global.

“Urgensi untuk menghentikan perubahan iklim adalah kenyataan. Untuk mencapai ini, bagaimanapun kita membutuhkan keterlibatan semua pihak,” kata Marina. ***

More Articles